Indonesia Tujuan Investasi Terbesar Ketiga di Dunia

Pertumbuhan Ekonomi semester I 2016 diproyeksi 5 persen
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVA.co.id - Kisruh perpolitikan dalam negeri yang terjadi saat ini, yaitu antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri tidak mengganggu investasi asing yang masuk ke dalam negeri.

Ekonom senior, Tony A. Prasetyantoko menilai, hal tersebut diibaratkan hanya salah satu potret dari suatu situasi perpolitikan dalam pemerintahan. Selain itu, katanya, bukan merupakan gambaran kondisi keseluruhan yang akan berpengaruh besar pada proyeksi perekonomian Indonesia.

"Ada perseteruan KPK dan Polri. Itu hanya sebuah snapshoot, seperti salah satu potret dari sebuah pertandingan. Namun, bukan gambaran dari keseluruhan pertandingan, sehingga asing tetap memandang pemerintahan Indonesia secara positif," ujar Tony di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Senin 16 Februari 2015.

Menurut dia, investor asing tetap memandang Indonesia sebagai tempat yang cocok dalam berinvestasi lantaran guncangan perpolitikan di Tiongkok yang sedang bergejolak.

"Indonesia tetap menjadi salah satu destinasi investasi terbesar ketiga setelah Tiongkok dan India. Tiongkok tahun ini diperkirakan menurun karena adanya politik kepentingan," kata dia.

Singapura Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2016

"Selain itu, karena polusi yang tinggi di Beijing, sehingga negara tersebut didorong oleh Bank Dunia untuk mengerem pertumbuhan ekonominya," tuturnya.

Faktor pendorong menariknya Indonesia sebagai tempat investasi yang subur di mata asing adalah dengan adanya pemerintahan baru saat ini. "Asing masih optimistis perekonomian akan tinggi, inflasi yang akan rendah, dan BI Rate yang diperkirakan turun," katanya.

Tony pun menjelaskan, meskipun ada dinamika politik, proyeksi perekonomian Indonesia dapat dilihat dari sisi lain, dengan program yang saat ini sedang dibangun oleh pemerintah, yaitu proyek pembangunan infrastruktur. "Ekonomi Indonesia bisa dilihat dari IHSG juga," tuturnya.

Selain itu, Tony memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini yang sebesar 5,7 persen tidak akan mampu tercapai sesuai dengan yang ditargetkan oleh pemerintah. Alasannya, karena pemerintah terlalu antusias dalam menggenjot pajak.

"Prediksi perekonomian tahun ini hanya tumbuh 5,5 persen," ujarnya. (art)

Pengamat: Proyek Infrastruktur Jangan Disetop

Baca juga:

toko di pasar Senen

Sofjan Wanandi: Demo Tak Pengaruh Iklim Investasi

Hanya fenomena politik jelang pilkada.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016