Meski Terseok, Rupiah Masih Bisa Ungguli Euro di Januari

Ilustrasi uang rupiah.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma

VIVA.co.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mulai memantau nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, yaitu dolar AS, dolar Australia (AUD), yen, dan euro. Hasilnya, rupiah hanya unggul dari euro selama Januari 2015.

Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau

Kepala BPS, Suryamin, mengatakan bahwa mulai pertengahan Februari, pihaknya melaporkan informasi nilai tukar rupiah secara periodik. Statistik yang dihasilkan dapat digunakan untuk melihat pengaruh nilai tukar transaksi besar terhadap nilai tukar eceran, perkembangan nilai tukar rupiah transaksi eceran, melengkapi informasi real time yang beredar di internet dan sebagainya.

Sebanyak 15 provinsi yang melaporkan nilai tukar itu adalah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bangka Belitung, Kep. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, dan Papua.

Rupiah Masih Tertatih-tatih untuk Kembali Menguat

Sedangkan alasan empat mata uang asing yang dilaporkan nilai tukarnya adalah mata uang tersebut, selalu diperdagangkan di belasan provinsi itu sehingga mudah dimonitor.

Suryamin mengungkapkan, selama Januari 2015, dibandingkan dengan Desember 2014, secara rata-rata di 15 provinsi, rupiah menguat 253,64 poin, atau 1,65 persen di minggu pertama dan 1.297,3 poin, atau 7,35 persen di minggu terakhir Januari 2015.

Rata-rata kurs tengah eceran rupiah menguat terhadap euro di 15 provinsi, terjadi pada minggu pertama, yaitu Rp15.107,32 per euro. Sementara itu, menurut provinsi, kurs tengah tertinggi terjadi di Riau yang mencapai Rp15.256 per euro. "Hanya di euro saja kita menguat, yang lainnya terdepresiasi," kata Suryamin di Jakarta, Senin 16 Februari 2015.

Sementara itu, dia mengatakan, nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS, dolar Australia, dan yen. Untuk dolar AS, rupiah melemah 0,32 persen.

BI: Ekonomi RI Bakal Tumbuh Lagi di Kuartal Ketiga

Rata-rata kurs tengah dolar AS tertinggi di 15 provinsi terjadi pada minggu pertama Januari 2015, yaitu Rp12.644,66 per dolar AS. Sementara itu, menurut provinsi, kurs tengah tertinggi terjadi di Papua, sebesar Rp12.744,33 per dolar AS pada minggu pertama.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Australia selama Januari 2015 terdepresiasi 84,96 persen pada minggu pertama, atau melemah 0,84 persen. Pelemahan juga terjadi pada minggu kedua 84,96 poin, atau 0,88 persen dan minggu ketiga yang sebesar 93,1 poin atau 0,92 persen.

Tetapi, di minggu terakhir Januari 2015, nilai tukar rupiah terhadap dolar Australia menguat 168,44 poin, atau 1,66 persen. Rata-rata kurs tengah eceran rupiah terhadap dolar Australia di 15 provinsi, tertinggi pada minggu ketiga Januari 2015 yang mencapai Rp10.243,85 per dolar Australia.

Menurut provinsi, kurs tengah tertinggi di Riau yang mencapai Rp10.325 per dolar Australia pada minggu pertama dan kedua.

Mata uang rupiah pun melemah terhadap yen. BPS melaporkan bahwa rupiah terdepresiasi 1,76 poin secara rata-rata di 15 provinsi pada minggu pertama Januari 2015, dan melemah 1,31 poin pada minggu terakhir Januari 2015. Rata-rata kurs tengah eceran tertinggi rupiah terhadap yen teringgi pada minggu kedua Januari 2015, yang mencapai Rp106,41 per yen.

"Menurut provinsi, kurs tengah terjadi di Sumatera Utara yang mencapai Rp107,13 per yen Jepang pada minggu pertama Januari 2015," tambah Suryamin. (asp)



Baca juga:

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya