Rupiah Berpotensi Kembali Terkoreksi

Nilai tukar Rupiah
Sumber :
  • ANTARA/Zabur Karuru

VIVA.co.id - Melemahnya euro seiring sikap pelaku pasar yang masih wait and see terhadap perkembangan masalah penyelesaian utang Yunani dan Uni Eropa turut menekan laju rupiah. Pergerakan mata uang garuda harus berada di bawah target level support (batas bawah) Rp12.765 per dolar AS.

Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau

"Apalagi sentimen terbaru datang dari Jerman yang menolak permintaan Yunani untuk menambah extra emergency lending menyebabkan pelaku pasar khawatir akan penyelesaian masalah utang tersebut. Ini akan menjadi kabar buruk bagi rupiah yang berpotensi kembali terkoreksi pada hari ini," ujar Kepala Riset PT Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada kepada VIVA.co.id, Kamis 19 Februari 2015.

Reza memperkirakan, rupiah masih belum jauh dari kisaran Rp12.790-12.825 per dolar AS. "Tetap berharap adanya pembalikan arah dengan dirilisnya hasil pertemuan The Fed," tambahnya.

Rupiah Masih Tertatih-tatih untuk Kembali Menguat

Untuk diketahui, berdasarkan pantauan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah menembus ke level Rp12.804 per dolar AS pada perdagangan Rabu, 17 Februari 2015. Angka ini pun mendekati salah satu rekor terburuk rupiah sejak perdagangan 16 Desember 2014 yang mencapai Rp12.900, namun menjadi level terendah sementara di 2015.

Sebelumnya, rupiah sempat menyentuh level terendahnya tahun ini di level Rp12.794 pada perdagangan 12 Februari 2015. Sedangkan, level terkuatnya sementara ini masih berada di Rp12.444 pada perdagangan 23 Januari 2015.

BI: Ekonomi RI Bakal Tumbuh Lagi di Kuartal Ketiga

Baca juga:



 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya