Rupiah Hanya Naik Tipis, Ini Penyebabnya

Ilustrasi uang rupiah.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma

VIVA.co.id - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berhasil menguat tipis pada perdagangan Senin, 23 Februari 2015. Mata uang garuda mampu naik 36 poin atau 0,28 persen dibandingkan perdagangan akhir pekan lalu, Jumat 20 Februari 2015.

Berdasarkan pantauan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, menembus level 12.813 per dolar AS. Dengan demikian, selama tiga hari perdagangan terakhir, rupiah bertahan di kisaran Rp12.800-Rp12.850.

Menurut pengamat pasar modal, Stefanus Mulyadi Handoko, pemangkasan BI rate pekan lalu belum mampu menolong rupiah ke level lebih tinggi. Namun begitu, kata dia, diturunkannya BI rate sebesar 25 bps tetap dinilai positif oleh investor asing.

"Terbukti, saat ini sektor perbankan, properti, otomotif, konsumer dan ritel mendapatkan berkah dari kebijakan tersebut," ujarnya kepada VIVA.co.id.

Di sisi lain, dia menerangkan, dengan melandainya suku bunga acuan Bank Indonesia tersebut maka kredit berpotensi tumbuh lebih baik dibandingkan realisasi tahun lalu yang hanya tumbuh sekitar 11,4 persen. Selain itu, suku bunga pinjaman akan turun sehingga daya beli masyarakat akan meningkat pula.

"Asing melihat penurunan BI rate karena pemerintah lebih mengutamakan pertumbuhan ekonomi ketimbang penguatan rupiah," tuturnya.

Adapun Kepala Riset PT Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengungkapkan bahwa penguatan rupiah pada hari ini sebagai imbas positif dari kenaikan laju euro di akhir pekan kemarin setelah merespons tercapainya kesepakatandengan Uni Eropa.

Reza pun memperkirakan, pergerakan rupiah akan berada di kisaran Rp12.839-Rp12.855 per dolar AS.

Rupiah Masih Tertatih-tatih untuk Kembali Menguat

Baca juga:

 Dolar AS dan rupiah.

Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau

Program tax amnesty terus menjaga rupiah tetap di zona positif.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016