Usaha yang Cocok untuk Orang Bermental Bisnis Tipis

Balqees Al Mesbahi (25)
Sumber :
  • The National
VIVA.co.id -
Bos Sahid Grup Ungkap Kunci Sukses Jadi Pengusaha
Banyak yang bilang, pebisnis jangan takut gagal. Tidak salah, memang. Tapi tak sedikit orang yang punya mental wirausaha: siap gagal.

Produk Anak Bangsa Ini Dilirik Eropa

Nah, bagaimana dengan orang yang punya mental bisnis tipis? Misalnya karyawan yang ingin mencicipi manisnya bisnis, tetapi takut meninggalkan zona nyaman. Apakah mereka tidak boleh berbisnis?
Kisah Anak Yatim Piatu Jadi Pengusaha Herbal


Bila Anda termasuk kategori itu, mungkin Anda perlu menjajal waralaba. Atau, pada skala lebih kecil menjual produk ( reseller ) yang mereknya sudah kuat. Anda juga bisa lakukan keduanya bersamaan. Memang, tak ada jaminan akan sukses. Tapi setidaknya bisa meminimalisir risiko.

Di Abu Dhabi, seorang akuntan perempuan bernama Balqees Al Mesbahi (25) berhasil meraup puluhan juta rupiah hanya dengan menjual produk anak-anak. 


Balqees, yang merupakan karyawan tetap sebuah perusahaan itu, memulai jadi
reseller
pada Maret 2014. Dia menjual produk di acara-acara anak di Uni Emirat Arab. Dia menghabiskan "hanya" US$3.000 (Rp38 juta) untuk membeli mainan anak dari Big On Children.


"Semua orang berpikir jika ingin memiliki bisnis sendiri, membutuhkan anggaran yang sangat besar. Saya ingin memulai dari yang kecil. Tetapi bisa membuat uang secara serius," ujar Balqees saat diwawancarai
The National
, baru-baru ini.


Samar Nabulsi,
co-founder
dan direktur pengelola Big On Children, mengatakan mayoritas
reseller
perusahaan adalah ibu rumah tangga yang ingin memulai bisnis mereka sendiri, tetapi tidak memiliki banyak uang untuk berinvestasi.


Big On Children adalah distributor eksklusif di Timur Tengah dan Afrika Utara. Perusahaan itu mendistribusikan produk anak bermerek Sing Your Name dan Hooligans. Paket yang dijual ke
reseller
kecil di bawahnya mulai dari US$3.499, seperti yang dibeli Balqees.


Menjadi
reseller
adalah salah satu cara untuk menguji keterampilan kewirausahaan Anda. Atau cara lainnya, dengan mengambil waralaba yang sesuai dengan kantong Anda.


Rony El Nashar, pendiri SeedStartup Venture Fund yang berbasis di Dubai, setuju bahwa menjadi terwaralaba merupakan jalan yang lebih mudah untuk berwirausaha ketimbang membangun merek sendiri.


Namun pakar
start-up
itu memperingatkan, mengambil waralaba akan optimal bila mereknya sudah terkenal. "Untuk merek yang tidak terlalu dikenal di suatu daerah, dan kegiatan usahanya kurang meroket, mungkin lebih baik Anda meluncurkan merek sendiri," katanya.


Faktor lain yang penting untuk dipertimbangkan adalah bahwa sengketa hukum antara terwaralaba (
franchisee
) dan pewaralaba (
franchisor
) kadang-kadang bisa muncul.



Baca juga:


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya