Rupiah Merosot, Dikhawatirkan Tembus Level 13.000

Mata uang dolar AS dan rupiah.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA.co.id - Belum adanya sentimen positif yang kuat dari global dan dalam negeri, membuat rupiah harus terperosok pada perdagangan Selasa 24 Februari 2015.

Rupiah Masih Tertatih-tatih untuk Kembali Menguat

Mata uang Garuda tersebut, melemah sebesar 53 poin, atau 0,41 persen dibandingkan perdagangan sehari sebelumnya yang mencapai Rp12.813 per dolar Amerika Serikat.

Berdasarkan pantauan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, menembus level Rp12.866 per dolar AS. Artinya, selama empat hari berturut-turut, rupiah masih betah di kisaran Rp12.800 dan memberikan kekhawatiran akan melaju ke level Rp13.000 per dolar AS.

"Kemarin, penguatan sempat terjadi, setelah terimbas dari kesepakatan Yunani dan Uni Eropa. Namun, pasar juga masih bersikap menunggu jelang pengumuman dari The Fed, terkait kebijakan suku bunga acuannya," ujar pengamat pasar modal, Argha Jonatan Karo Karo kepada VIVA.co.id.

Pengamat pasar modal lainnya, Stefanus Mulyadi Handoko, mengungkapkan bahwa tetap perlu diwaspadai bila pelemahan mata uang negeri Paman Sam tersebut bisa menjebol Rp13.000, karena dampaknya akan menekan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG).

Menurut Stefanus, seharusnya Bank Indonesia dapat mengontrol laju rupiah. Meski sudah dilakukan pemangkasan BI rate belum lama ini, namun masih belum cukup mendongkrak rupiah secara signifikan. (asp)

Baca juga:

BI: Ekonomi RI Bakal Tumbuh Lagi di Kuartal Ketiga
 Dolar AS dan rupiah.

Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau

Program tax amnesty terus menjaga rupiah tetap di zona positif.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016