BI Jaga Ruang Antisipasi Bank Sentral Amerika

Kebutuhan Uang Tunai Ramadhan
Sumber :
  • VIVAnews/ Muhamad Solihin

VIVA.co.id - Bank Indonesia semestinya bisa menurunkan suku bunga acuan di atas 25 basis poin. Tapi, ruang fiskal itu tidak dimanfaatkan BI lantaran untuk mengantisipasi sentimen dari rencana Bank Sentral Amerika (The Fed) yang bakal menaikkan suku bunga.

"BI sebenarnya masih punya ruang untuk menurunkan suku bunga, setelah bulan Februari (turun) sebesar 25 basis poin dari sebelumnya 7,75 persen," ujar ekonom DBS Group Researh, Gundy Cahyadi di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Rabu, 25 Februari 2015.

BI telah menurunkan suku bunga acuan sebanyak 25 basis poin dari 7,75 persen menjadi 7,50 persen. Langkah itu, menurut Gundy, lantaran penundaan kenaikan suku bunga bank sentral AS.

Semula The Fed dikabarkan akan menaikkan suku bunga pada pertengahan tahun, tapi ditunda hingga kuartal IV-2015. The Fed juga diperkirakan memangkas besaran kenaikan suku bunga tersebut.

Gundy menyebut, ekonomi Amerika belum sepenuhnya pulih. Lemahnya harga minyak dunia cukup memukul negara adidaya tersebut. Bahkan, meski nilai investasi membaik, Gundy menyebut impor barang modal di AS dalam tiga tahun terakhir masih stagnan.

"Begitu juga penyerapan tenaga kerja, sesungguhnya masih rendah bila dibandingkan enam tahun lalu," kata dia.

Bank Dunia Nilai Suku Bunga BI Terlalu Tinggi

Pertumbuhan ekonomi AS rata-rata 2012-2014 hanya 2,3 persen. "Jadi, kita lihat risiko kenaikan Fed Rate ini diundur. Maka, dari rencana semula sekitar Juli, bisa pada September nanti dan besaran kenaikannya kemungkinan hanya 25 bps," tuturnya. (art)

Baca juga:

Logo Bank Indonesia.

Harapan BI dari Penerapan 7 Days Repo Rate

7 Days Repo Rate lebih efektif menekan suku bunga perbankan.

img_title
VIVA.co.id
8 Agustus 2016