Rupiah Terus Loyo, Pemerintah Anggap Momentum Emas

Nilai tukar Rupiah
Sumber :
  • ANTARA/Zabur Karuru

VIVA.co.id - Laju rupiah dinilai masih berpotensi melemah pada perdagangan Kamis, 26 Februari 2015. Kemarin, imbas dari pelemahan yuan pasca merilis kenaikan tipis indeks manufaktur PMI-nya turut menekan ke level 12.887 per dolar AS, atau turun 21 poin dibandingkan perdagangan sebelumnya.

Melemahnya mata uang garuda justru terjadi di tengah kondisi dolar AS yang sempat alami koreksi usai merespons testimoni , Janet Yellen. Di sisi lain, pelaku pasar pun tetap berharap akan adanya potensi penurunan lanjutan BI rate seiring dengan belum adanya tanda-tanda kenaikan Fed rate.

"Harapan akan kenaikan rupiah sepertinya masih sulit terjadi. Maka dari itu, tetap mewaspadi pelemahan lanjutan," ujar Kepala Riset PT Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada kepada VIVA.co.id.

Menurut Reza, pergerakan rupiah masih belum jauh dari kisaran 12.860-12.876 per dolar AS.

Di sisi lain, pemerintah menilai bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar saat ini justru berdampak positif terhadap kinerja ekspor Indonesia. Para pelaku usaha di bidang itu diharapkan dapat melihat momentum emas ini.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil, di kantor Wakil Presiden, Rabu 25 Februari 2015 mengungkapkan, pelemahan ini juga sejalan dengan target pemerintah yang ingin menekan kinerja impor untuk meredam defisit transaksi berjalan.

"Bagi eksportir bagus, tapi bukan soal melemahnya berapa, yang penting adalah jangan sampai fluktuasi yang dalam," ungkapnya.

Sofyan mengungkapkan, peningkatan ekonomi AS yang diikuti penguatan mata uangnya juga berpotensi untuk meningkatkan ekspor Indonesia ke negara itu.

Rupiah Masih Tertatih-tatih untuk Kembali Menguat

Baca juga:

 Dolar AS dan rupiah.

Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau

Program tax amnesty terus menjaga rupiah tetap di zona positif.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016