Bursa Wall Street Masih Bervariasi, Saham Unggulan Anjlok

Bursa saham di Wall Street, New York.
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau berakhir mixed (bervariasi) pada perdagangan dini hari tadi, Jumat 27 Februari 2015. Namun, indeks di bursa saham masih berada dekat di level tinggi, seiring data ekonomi yang buruk serta kecemasan harga minyak yang memberikan kekhawatiran terhadap investor.

Harga Minyak Melemah, Bursa Wall Street Melemah

Harga minyak mentah ditutup di bawah level US$49 per barel, saham sektor energi turun hampir dua persen menjadi sektor merosot paling tajam pada S&P500. Sementara untuk saham Exxon Mobil, Chevron dan Caterpillar masing-masing anjlok lebih dari satu persen sekaligus telah menyeret saham blue-chip.

Seperti mengutip dari CNBC, indeks Dow Jones melemah 10,1 poin atau 0,06 persen menjadi 18.214,42, dengan Caterpillar memimpin penurunan dan McDonald's memimpin kenaikan. Kemudian, S&P500 terkoreksi 3,12 poin atau 0,15 persen ke level 2.110,74 dan Nasdaq mampu naik sebesar 20,75 poin atau 0,42 persen ke level 4.987,89.

Saham di Wall Street Ditutup Sedikit Menguat

Indeks harga konsumen inti, acuan the Fed yang tidak mengikutkan harga makanan dan energi yang volatilitas, naik sebanyak 0,2 persen di bulan Januari. Akan tetapi, indeks harga konsumen secara umum turun lebih dari ekspektasi pada 0,7 persen.

Data pesanan barang modal untuk bulan Januari naik lebih dari ekspektasi sebanyak 2,8 persen, menyusul penurunan sebesar 3,4 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Adapun untuk jumlah klaim pengangguran pada pekan lalu berada sebanyak 313.000.

Baca juga:

Saham Jepang Bikin Bursa Asia Naik
Ilustrasi Wall Street

Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008

Pilpres Amerika serikat bikin galau investor AS.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016