Penyebab Melambungnya Harga Beras di Sejumlah Daerah

Bongkar Muat Beras di Gudang Bulog
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id - Melambungnya harga beras di berbagai daerah mendorong pemerintahan setempat untuk bergegas melakukan operasi pasar. Termasuk Pemda Kabupaten Sukabumi yang turut mengecek langsung harga beras di pasar sejumlah pasar tradisional, yakni Sukaraja dan Cisaat yang selama ini menjadi patokan harga komoditas utama di daerah tersebut.

Setelah melakukan diskusi dengan para pedagang beras skala kecil dan menengah maka diketahui penyebab utama tingginya . Ternyata harga beli pedagang dari penyalur dan bandar cukup tinggi.

Buktinya, beras jenis bawah hingga medium dibeli pedagangan di harga Rp8.500-Rp10.500 per kilogram. Sedangkan, beras jenis super untuk modalnya dibanderol Rp11.000 per kilogram.

Dengan kondisi demikian, pedagang pun otomatis langsung menaikkan harga jualnya. Namun, tidak berani memasang harga yang terlalu tinggi karena daya beli masyarakat yang masih rendah.

Rata-rata, pedagang eceran hanya mengambil keuntungan sebesar Rp400-Rp800 per kilogram pada konsumen. Yang diketahui kebanyakan dari kalangan rumah tangga.

Pedagan sendiri mengungkapkan, masalah utama dari fenomena kenaikan beras adalah suplai yang tidak lancar. Menurut mereka, alasan cuaca, banjir hingga gagal panen tidak bisa diterima karena setiap tahun terutama periode awal tahun, kondisi alam seperti ini memang selalu terjadi, namun baru kali ini terjadi kenaikan harga beras yang cukup drastis.

Harga Gabah Timpang, Peran Bulog Diminta Ditingkatkan

Menanggapi berbagai keluhan tersebut, Bupati Sukabumi, Sukmawijaya, mengatakan bahwa dengan operasi pasar diyakini akan mampu memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat, khususnya beras selama dua hingga tiga pekan ke depan.

Dia menjelaskan, dari data Dinas Pertanian Ketahanan Pangan, pertengahan Maret 2015, sentra padi di Kabupaten Sukabumi akan segera memasuki musim panen raya.

"Sebanyak 350 ribu ton beras menjadi target dari musim panen raya bulan Maret mendatang. Kami yakin, bisa menutupi stok dan suplai ke pedagang lokal," ujarnya, Jumat, 27 Februari 2015.

Majene, Sulawesi Barat

Demikian halnya di Majene, Sulawesi Barat, harga beras semakin tak terkendali dan terus mengalami kenaikan. Pergerakan harga makin melambung di kisaran Rp1.000-Rp3.000 per kilogram untuk semua jenis beras.

Bahkan, naiknya harga beras selama tiga pekan terakhir mengakibatkan omzet pedagang pun anjlok hingga 50 persen. Khususnya, yang menjadi sorotan adalah harga beras jenis premium atau beras kepala.

Sementara untuk beras kualitas rendah dan sedang rata-rata mengalami lonjakan harga antara Rp1.000-Rp2.000 per kilogram. Menurut para pedagang, penyebabnya karena minim pasokan dari distributor yang disebabkan gagal panen di sejumlah sentra penghasil beras daerah tersebut.

Supriadi, penjual beras, mengatakan bahwa pemerintah harus segera melakukan operasi pasar agar harga kembali normal. Pasalnya, harga kebutuhan pokok lainnya juga sudah mulai merangkak naik akibat tak stabilnya harga beras.

Alasan Mentan Curiga Ada Mafia Beras

Rizki Gustana/Sukabumi dan Rasman Abdul Rahman/Majene

Baca juga:

Cara Pemerintah Pangkas Rantai Distribusi Beras
Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat panen raya

Jokowi Tak Puas Harga Beras Cuma Turun 1,1 Persen

Musim hujan yang datang saat kemarau, bisa untungkan produksi beras.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016