BI: Kita Harus Bersiap Hadapi Depresiasi Rupiah

Agus Martowardojo
Sumber :
  • VIVAnews/Adri Irianto

VIVA.co.id - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Jumat 27 februari 2015, menyatakan bahwa nilai tukar dolar AS mengalami penguatan terhadap seluruh mata uang negara lain, tidak terkecuali atas rupiah.

Kondisi ini, menurut Agus, telah diprediksikan sebelumnya oleh bank sentral. Karena berkenaan dengan gejala pemulihan ekonomi AS telah membuat dolar AS menjadi primadona di pasar spot.

"Kita harus siap ke depan terjadi depresiasi karena dolar menguat dan di dunia Amerika Serikat tengah mengalami perbaikan ekonomi dibandingkan negara lain," ujar Agus di Jakarta.

Ia memaparkan, kondisi global saat ini sedang dirundung kecemasan atas prospek risiko pelambatan laju pertumbuhan ekonomi dunia seiring penguatan nilai tukar dolar AS.

Meski terjadi tren pelemahan rupiah setiap jelang akhir bulan, namun menurut Agus, kondisi ekonomi Indonesia masih relatif baik di tengah situasi global yang mencemaskan itu.

"Secara umum, rupiah kita melemah saat mendekati akhir bulan. Mendekati akhir bulan, ada pembelian domestik yang cukup besar dan ada kebutuhan valas," kata Agus.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat turun tipis pada akhir pekan ini, Jumat 27 Februari 2015. Dibandingkan penutupan perdagangan sehari sebelumnya, rupiah hanya melemah sebesar satu poin, atau 0,01 persen.

Berdasarkan pantauan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah menembus level Rp12.863 per dolar AS. Artinya, meski tidak sampai menembus level 13.000, namun selama tujuh hari berturut-turut laju rupiah bertahan di kisaran Rp12.800. (ren)


![vivamore="Baca Juga :"]

Sikap Pasar Modal dan Rupiah Soal Aksi Damai 4 November

[/vivamore]

Uang rupiah.

Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global

Aksi damai 4 November tidak terlalu pengaruhi pergerakan rupiah.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016