Rupiah Nyaris Tembus 13.000 karena Pengaruh Tiongkok

Nilai tukar Rupiah
Sumber :
  • ANTARA/Zabur Karuru

VIVA.co.id - Dampak negatif terhadap kebijakan yang dikeluarkan People Bank of China (PBOC), yang memangkas suku bunga acuannya pekan lalu, tidak hanya dirasakan terhadap mata uang negara tersebut. Hal ini dinilai menjadi salah satu alasan pelemahan rupiah.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Senin 2 Maret, 2015, mengatakan bahwa selain karena pemangkasan suku bunga itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi negeri Tirai Bambu tersebut juga mendorong pelemahan rupiah saat ini.

"Jadi mata uang negara-negara yang punya kaitan dengan Tiongkok yang besar, termasuk Indonesia, ya, melemah," tegasnya di Kantor Wakil Presiden RI, Jakarta.

Berdasarkan data Jakarta interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), Bank Indonesia (BI), nyaris menembus level 13.000. Pada perdagangan hari ini, rupiah dipatok 12.993 per dolar AS.

Koordinasi dengan BI, menurutnya, akan dilakukan pemerintah. "Nanti, BI yang intervensi di pasar, kalau diperlukan," ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, melemahnya mata uang garuda, murni karena faktor eksternal.

"Ini karena ada sentimen negatif terhadap Tiongkok yang membuat orang spekulasi, ekonomi yang terkait seperti Indonesia akan terganggu," tambahnya.

Rupiah Masih Tertatih-tatih untuk Kembali Menguat

![vivamore="Baca Juga :"]

[/vivamore]

BI: Ekonomi RI Bakal Tumbuh Lagi di Kuartal Ketiga

(ren)

 Dolar AS dan rupiah.

Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau

Program tax amnesty terus menjaga rupiah tetap di zona positif.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016