Hasil Sidak, Disperindag Temukan Gudang Beras Berisi 50 Ton

Bongkar muat beras di gudang Bulog
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id - Inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan tim Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Malang, sepanjang Senin 2 Maret 2015, menemukan gudang beras dengan stok hingga 30 ton beras. Sedangkan sekitar 20 ton beras ditemukan tertumpuk di toko pemilik gudang.

Harga Gabah Timpang, Peran Bulog Diminta Ditingkatkan

Temuan itu didapati saat sidak di Gudang UD Taruna Jaya, di kawasan Mergosono, sebanyak 50 ton . Pegawai penjaga gudang menyatakan, stok beras baru datang 30 ton, sedangkan sisa penjualan kemarin masih ada 20 ton.

Petugas Disperindag pun sempat bertanya kepada penjaga gudang mengenai pembukuan keluar masuk barang. Hasilnya, karyawan tersebut menunjukkan, pembukuan ada pada UD Taruna Jaya yang berada di jalan Laksmana Martadinata.

Alasan Mentan Curiga Ada Mafia Beras

Namun, begitu tiba di toko, ternyata Disperindag bersama dengan aparat Kepolisian masih menemukan 10 ton beras yang ada dalam toko tersebut. Budianto, pemilik UD Taruna Jaya, mengaku bahwa saat ini pengiriman beras sedang ramai.

Kondisi ini, kata Budianto, berbeda dengan tiga minggu lalu. "Kalau 2-3 minggu lalu, ya, stoknya kosong, kebanyakan beras berasal dari luar Kota Malang yang kirim," katanya.

Hal serupa juga terjadi di UD Angger, Arjosari, di mana gudang penyimpanan beras ini, sepintas mirip toko bangunan karena papan nama yang tertera adalah merek salah satu semen. Ketika masuk ke dalam gudang, tampak terlihat ratusan sak beras dan juga bahan makanan lainnya yang berada di sana.

Sugiarti, pemilik UD Angger mengatakan, pihaknya hanya menjual beras secara eceran dengan harga sesuai di pasaran. Dia juga mengaku, tidak membatasi pembelian eceran bagi konsumen yang datang.

"Kita jual eceran dengan harga seperti di pasaran, pembelian tidak kami batasi," terang Sugiarti.

Selain itu, dia menyampaikan, mendapatkan stok beras langsung dari pabriknya dengan rata-rata pengiriman sebanyak dua ton per harinya. "Kalau akhir-akhir ini, pengiriman terlambat. Sudah dua minggu terakhir," jelasnya.

Di sisi lain, Kepala Disperindag Kota Malang, Tri Widyani menyatakan bahwa hasil temuan itu akan dikonsultasikan dengan aparat Kepolisian yang mneyertai saat sidak. Menurutnya, setiap pedagang mempunyai pangsa pasar tersendiri, dimana pengiriman antara satu dengan yang lainnya tidak sama jumlah stoknya.

"Pemasoknya lain dan satu sama lain tidak sama, ada pangsa pasar sendiri, kebanyakan mereka ambil dari petani langsung," ujar Tri.

Disperindag mengaku masih akan berkordinasi dengan Kepolisian yang turut serta sidak hari ini. Apabila nanti ditemukan kejanggalan terkait kemungkinan penimbunan beras, proses selanjutnya akan diproses oleh aparat berwenang.

"Kami hanya periksa administrasinya, kalau ranah hukum biar Kepolisian," tambahnya. (asp)

Cara Pemerintah Pangkas Rantai Distribusi Beras



![vivamore="Baca Juga :"]

[/vivamore]
Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat panen raya

Jokowi Tak Puas Harga Beras Cuma Turun 1,1 Persen

Musim hujan yang datang saat kemarau, bisa untungkan produksi beras.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016