Banyuwangi dan Kediri Catat Deflasi Terbesar di Jatim

Ilustrasi/Seorang petani memetik cabai.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rudi Mulya

VIVA.co.id - Kota Malang mencatat laju inflasi sebesar -0,57 persen pada Februari 2015. Dengan kata lain, terjadi deflasi lebih dari setengah persen sepanjang bulan kedua tahun ini.

Ekonomi Tumbuh karena Pemerintah Lakukan Ini

Depresiasi harga yang dihitung sejak pertengahan Januari hingga pertengahan Februari itu dipicu oleh penurunan harga cabai dan harga premium yang berimbas pada menurunnya tarif angkutan kota. Kenaikan harga beras di kurun waktu yang sama ternyata tak mampu mengatrol laju inflasi akibat merosotnya harga sayur dan bahan bakar.

"Hitungan bulan Februari ini kan didapat dari 18 Januari hingga 17 Februari. Dalam kurun waktu itu, harga cabai dan premium yang turun sangat berpengaruh pada inflasi," ujar Kepala Seksi Distribusi BPS Kota Malang, Erny Fatma Setyo Harini, Selasa 3 Maret 2015. 

Jokowi Minta Kepala Daerah Bentuk Tim Pengendalian Inflasi

Harga premium yang turun dua kali sepanjang periode itu memberi dampak positif bagi penurunan komoditas lain yang memiliki bobot tinggi terhadap inflasi, termasuk sayur dan juga tarif angkot dalam kota.

Pada 17 Januari 2015, tercatat premium turun dari harga Rp7.600 menjadi Rp6.600 per liter, sedangkan solar ikut turun dari harga Rp7.250 menjadi Rp6.400 per liter sejak 17 Januari. Ini lagi-lagi memicu harga-harga turun pada 18 Februari.

Jokowi Luapkan Kekesalahan kepada Ratusan Kepala Daerah

"Akibatnya tarif angkot yang sempat naik ikut turun. Harga cabai juga turun jauh, membuat deflasi bisa terjadi,” kata Erny.

Menurut dia, deflasi yang terjadi pada Februari adalah deflasi kedua sepanjang 2015. Januari lalu, Kota Malang juga mengalami deflasi, meskipun tak serendah bulan ini. Sementara itu, Desember 2014 menjadi titik tertinggi inflasi di Kota Malang.

"Dua bulan berturut-turut bisa inflasi dan itu terus melandai di Malang. Ini dipicu kebijakan pemerintah yang menurunkan harga premium," kata dia.

Tingkat inflasi sepanjang Januari 2015 sebesar 0,04 persen.

Data BPS Kota Malang mencatat deflasi juga terjadi di seluruh kota di Jawa Timur dengan deflasi tertinggi berlangsung di Banyuwangi sebesar 1,02 persen diikuti Kediri sebesar 0,83 persen, kemudian Kota Malang sebesar 0,57 persen.

Sementara itu, deflasi Sumenep sebesar 0,56 persen, Jember 0,54 persen, Madiun 0,51 persen, Probolinggo 0,42 persen, dan Surabaya sebesar 0,42 persen.

Ada 10 komoditas yang mengalami kenaikan sepanjang Februari antara lain beras, angkutan udara, bahan bakar rumah tangga atau elpiji, daging ayam ras, emas perhiasan, tarif listrik, sampo, pepaya, wortel, dan baju anak setelan.

Sementara itu, 10 komoditas terbesar yang mengalami penurunan harga antara lain premium RON 88, angkutan dalam kota, cabai rawit, cabai merah, semen, bawang merah, telur ayam ras, udang basah, kangkung, dan apel. (art)

![vivamore="
Baca Juga
:"]


[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya