2014, PLN Catat Laba Bersih Rp11,7 Triliun

Manajer Senior Komunikasi Korporat PT PLN; Bambang Dwiyanto
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id
34 Proyek Pembangkit Listrik Mangkrak, Negara Merugi
- PT PLN (Persero) merilis kinerja perseroan tahun 2014, yang telah diaudit. Perusahaan pelat merah ini meraup laba bersih sebesar Rp11,7 triliun. Laba ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2013, saat perseroan merugi Rp26,2 triliun.

Dapat Arahan Menteri BUMN, PLN Bakal Caplok PGE

Kenaikan laba bersih ini disebabkan oleh peningkatan laba usaha dan laba selisih kurs.

Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN, Bambang Dwiyanto, Rabu 4 Maret 2015, mengatakan laba usaha PLN tahun 2014 sebesar Rp45,8 triliun. Jumlahnya meningkat 11,9 persen atau senilai Rp4,9 triliun dari laba usaha tahun 2013 yang tercatat Rp40,9 triliun.

"Tahun ini perusahaan mencatatkan laba selisih kurs Rp1,3 triliun. Kondisi ini lebih baik dibandingkan tahun 2013 yang mengalami rugi selisih kurs sebesar Rp48,1 triliun," kata Bambang dalam keterangannya.

Selain itu, PLN juga mencetak pendapatan usaha sebesar Rp292,7 triliun, naik Rp30,9 trilliun atau 11,8 persen dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp261,8 triliun. Peningkatan pendapatan ini berasal dari kenaikan volume penjualan KWh tenaga listrik sebesar 5,9 persen pada 2014, yaitu dari 187,5 TWh menjadi 198,6 TWh. Jumlah pelanggan pun naik 6,5 persen menjadi 57,49 juta pelanggan pada 2014.

"Subsidi listrik dari pemerintah tahun 2014 sebagai salah satu komponen pendapatan usaha perusahaan sebesar Rp99,3 triliun atau turun 98,1 persen dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp101,2 triliun sebagai dampak kenaikan tarif tenaga listrik," kata dia.

Selain itu, Bambang melanjutkan, beban usaha PLN 2014 meningkat 11,8 persen, dari Rp220,9 triliun pada 2013 menjadi Rp246,9 triliun pada 2014. Meningkatnya beban usaha ini disebabkan oleh peningkatan konsumsi bahan bakar, terutama gas dan batubara seiring peningkatan permintaan tenaga listrik pelanggan.

Biaya pemakaian batu bara dan biaya pemakaian gas tahun 2014 masing-masing sebesar Rp44,8 triliun dan Rp47,7 triliun, naik sebesar 20,55 persen dan 26,14 persen  dari biaya tahun 2013 yang masing-masing sebesar Rp37,2 triliun dan Rp37,8 triliun.

PLN, kata Bambang, terus melakukan efisiensi dan pengendalian terhadap pengeluaran untuk beban usaha, terutama dengan mengalihkan biaya energi primer dari BBM ke non-BBM, serta efisiensi biaya yang merupakan controllable cost bagi perseroan.

Krisis Listrik, Pemerintah Sumut Gandeng Tiongkok

"Pengendalian biaya tersebut dapat terlihat antara lain bahwa meskipun pendapatan usaha perusahaan naik sebesar 11,8 persen, namun dengan tetap memperhatikan kualitas dan cakupan kegiatan, biaya pemeliharaan tahun 2014 hanya naik 1,9 persen, yaitu menjadi sebesar Rp20,2 triliun dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp19,8 triliun," kata dia.

PLN pun mencatat EBITDA PLN meningkat sebesar 8,6 persen menjadi Rp70,8 triliun pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2013 sebesar dari Rp65,2 triliun. Peningkatan EBITDA menunjukkan likuiditas keuangan perusahaan semakin bagus dan menunjukkan adanya peningkatan kemampuan perusahaan dalam menyediakan dana untuk memenuhi kewajiban pokok dan bunga utang serta untuk tambahan  investasi.

Total aset PLN pada akhir tahun 2014 adalah Rp603,7 triliun atau naik 2,3 persen dibanding  31 Desember 2013  sebesar Rp590,2 triliun. Kenaikan total aset ini terutama disebabkan jumlah aset tidak lancar mengalami peningkatan 2,5 persen menjadi Rp518,2 triliun pada 31 Desember 2014 dari Rp505,4 triliun pada 31 Desember 2013.

"Peningkatan ini disebabkan adanya investasi pada proyek-proyek yang masih terus berjalan terutama proyek pembangkit dan transmisi," kata dia. (asp)

![vivamore="
Baca Juga
:"]

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya