Harga Elpiji 12 Kg Naik, Pengusaha Serbu Elpiji Bersubsidi

Sumber :
  • VIVAnews/Ahmad Rizaluddin

VIVA.co.id - Penjualan gas elpiji 12 kilogram di Malang, Jawa Timur turun hingga 15 persen. Hal itu terjadi sejak harganya naik dari Rp129 ribu menjadi Rp134 ribu.

Nasib Harga BBM Diputuskan Malam Ini

Himpunan Swasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswanamigas) khawatir akan terjadi migrasi dari elpiji 12 kg ke elpiji bersubsidi. "Konsumsi gas elpiji 12 kg turun sejak harganya naik," kata Ketua Hiswanamigas Malang, Yusuf Hermana, Kamis, 5 Maret 2015.

Dia menjelaskan, kenaikan gal elpiji 12 kg membuat sebagian konsumen beralih ke gas elpiji bersubsidi ukuran 3 kg. Peralihan konsumsi terutama terjadi pada rumah makan, warung, dan restoran.

Perbedaan Harga Gas di Daerah Tinggi, Ini Usulan Pengusaha

Mereka beralih menggunakan gas elpiji bersubsidi karena harga elpiji 12 kg naik. Selain itu juga dipicu melonjaknya harga sejumlah kebutuhan pokok, terutama beras. Akibatnya, pelaku usaha kuliner berusaha menekan cost dengan menggunakan elpiji bersubsidi. Meski harga elpiji bersubsidi naik, tetapi harganya dirasa lebih terjangkau. Harga elpiji 3 kg di pangkalan semula Rp14 ribu naik menjadi Rp16 ribu.

Dia menuturkan, migrasi yang terjadi berdampak pada meningkatnya perputaran elpiji melon. Sedangkan konsumsi harian tabung elpiji melon tidak mengalami penambahan, yakni masih 120 ribu tabung per hari se-Malang Raya. "Pasokan elpiji subsidi langsung habis setiba di tingkat agen. Elpiji segera dikirim ke pangkalan," katanya.

Dari 34 agen gas elpiji di Malang, setidaknya dibutuhkan simpanan sebanyak 10-15 persen. Tujuannya, sebagai persediaan jika kebutuhan atau konsumsi meningkat.

Guna mengantisipasi lonjakan permintaan, Hiswanamigas meminta PT Pertamina (Persero) menambah kuota gas elpiji melon sebanyak 10 persen dari kebutuhan. Sebab, ia khawatir masyarakat melakukan aksi borong karena kepanikan, sehingga pasokan gas elpiji terlambat yang menyebabkan kelangkaan. Jika terjadi kelangkaan, katanya, dibutuhkan kerja keras untuk mengintervensi pasar dengan menambah kuota pasokan gas elpiji.

Juru bicara Pertamina Region Jawa Timur Bali, Happay Wulansari mengatakan, Pertamina tak bisa menambah kuota gas elpiji bersubsidi, karena telah ditetapkan dan dibatasi kuotanya oleh pemerintah. "Persediaan gas elpiji masih memadai. Meski terjadi migrasi, tetapi tak signifikan," ujarnya.

Ini Kelemahan Skema Subsidi Langsung Elpiji 3 Kilogram

Selain itu, Pertamina menyebut konsumsi gas elpiji 12 kg hanya 6 persen dibandingkan konsumsi elpiji 3 kg, sehingga agen harus memahami kondisi tersebut. Menurutnya, jika dibutuhkan Pertamina akan melakukan operasi pasar.

Baca juga:

ESDM Pastikan Tak Ada Kenaikan Harga LPG 3 Kg

Itu karena harga LPG dunia sedang turun.

img_title
VIVA.co.id
11 April 2016