Target Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok Terendah dalam 25 Tahun

Perdana Menteri China, Li Keqiang
Sumber :
  • REUTERS/Stefano Rellandini
VIVA.co.id -
7 Tips Makan Sehat Saat Berkunjung ke China
Tiongkok, negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia, menetapkan target pertumbuhan ekonomi pada tahun ini sebesar 7 persen.

Ekonomi Tiongkok Melambat, Darmin Optimis pada Filipina

Dilansir
Perusahaan Ini Wajibkan Pegawai Kirim Uang ke Orang Tua
BBC News , Kamis 5 Maret 2015, pengumuman target pertumbuhan ekonomi tersebut disampaikan oleh Perdana Menteri Tiongkok, Li Keqiang, pada awal Kongres Rakyat National.

Target pertumbuhan ekonomi tersebut lebih rendah dibandingkan target pada tahun lalu 7,5 persen, yang tidak tercapai karena perekonomian Tiongkok tumbuh dengan kecepatan paling lambat dalam 24 tahun.


Perdana Menteri Li menuturkan, target baru pertumbuhan ekonomi Tiongkok itu sejalan dengan rencana Tiongkok untuk memandu ekonomi menuju pertumbuhan yang lebih lambat dan berkelanjutan.


Seperti diketahui, perekonomian Tiongkok pada tahun lalu tumbuh 7,4 persen dari 7,7 persen pada tahun sebelumnya. Hal itu, dipicu oleh melambatnya pasar properti, melambatnya aktivitas pabrik, serta berkurangnya usaha dan investasi pemerintah.


Ada pun, target pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen pada 2015 akan menandai ekspansi terlemah di Tiongkok dalam seperempat abad.


Target lainnya


Perdana Menteri Li dalam pidatonya juga menuturkan pada tahun ini Tiongkok menetapkan target inflasi konsumen sebesar 3 persen, turun dari 3,5 persen pada 2014.


Target inflasi tahunan di Tiongkok itu merupakan titik terendah dalam lima tahun.


Li memperkirakan, perekonomian Tiongkok akan menghadapi kesulitan lebih besar pada tahun ini, dibandingkan tahun sebelumnya.


Selama akhir pekan lalu, Tiongkok memangkas besaran suku bunga untuk kedua kalinya dalam tiga bulan terakhir, dengan tujuan untuk meningkatkan pinjaman dan pertumbuhan ekonomi.


Pemerintah Tiongkok juga berjanji untuk mengendalikan utang pemerintah daerah dan memperdalam reformasi perusahaan milik negara.


Hal itu, sebagai upaya untuk menciptakan 10 juta lapangan pekerjaan dan menjaga tingkat pengangguran perkotaan sebesar 4,5 persen. (ren)


Baca juga:



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya