Tiga Senjata Peredam Dampak Normalisasi Kebijakan Moneter AS

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro
Sumber :
  • ANTARA/Sigid Kurniawan

VIVA.co.id - Untuk dapat meredam dampak normalisasi kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat, Indonesia harus mengantongi setidaknya tiga modal utama.

Menurut Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro, ketiganya meliputi tingkat inflasi yang terjaga, defisit anggaran yang rendah, serta defisit neraca berjalan yang juga terjaga baik.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan, idealnya, laju inflasi dapat dijaga pada kisaran empat persen. Sementara itu, defisit anggaran akan ideal jika dapat tercapai sesuai target anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (APBN-P) 2015, sebesar 1,9 persen. Terakhir, defisit neraca berjalan sebaiknya dapat dijaga, agar tidak melebar.

“Kalau kita bicara mengenai normalisasi kebijakan moneter di Amerika, beberapa modal harus kita kumpulkan. Itu adalah inflasi harus dijaga rendah, kalau bisa empat persen itu sangat baik. Defisit budget juga dibuat rendah, kalau kami stick pada rencana APBN-P (2015) 1,9 persen itu juga cukup baik, dan kalau kita bisa jaga current account deficit, agar tidak melebar dibandingkan sebelumnya, itu juga cukup baik,” ungkap Bambang, seperti dikutip dari laman Kementerian Keuangan, Jumat 6 Maret 2015.

Menurutnya, dengan ketiga modal tersebut, meskipun tidak dapat menghindarinya, setidaknya pemerintah akan dapat meredam dampak negatif dari normalisasi kebijakan moneter bank sentral AS, The Federal Reserve.

“Kalau ada kebijakan normaliasasi di Federal Reserve dengan menaikkan tingkat bunga, pasti akan berdampak negatif, tetapi paling nggak dengan modal-modal tadi, dampak negatif itu paling tidak bisa diredam,” jelasnya. (asp)

Sinyal The Fed Bikin Harga Emas Naik

Baca juga:

Ilustrasi Wall Street

Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008

Pilpres Amerika serikat bikin galau investor AS.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016