Rupiah Tembus 13.047, Ini Kata Jokowi

Jokowi.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Andika Wahyu

VIVA.co.id - Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat disebabkan oleh faktor global. Menurutnya, dari fundamental ekonomi dalam negeri masih positif, seiring dengan angka inflasi yang rendah, bahkan mengalami deflasi pada Januari 2015.

"Kedua, indeks harga saham juga naik. Demikian halnya dengan pasar obligasi. Jadi, pelemahan lebih diakibatkan oleh faktor eksternal, di mana semua negara juga mengalami," ujar Jokowi dalam keterangannya yang dikutip dari laman setkab.go.id, Senin 9 Maret 2015.

Berdasarkan pantauan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah terkoreksi 64 poin, atau 0,49 persen menjadi Rp13.047 pada perdagangan hari ini, dibandingkan perdagangan akhir pekan lalu yang sempat naik tipis di level Rp12.983 per dolar AS. Rupiah tembus ke rekor terlemahnya sepanjang sejarah, sejak perdagangan 1998 yang mencapai Rp17.000 per dolar AS.

Terkait hal tersebut, mantan wali kota Solo itu pun mengungkapkan bahwa pemerintah sudah melakukan pertemuan dengan BI untuk mengantisipasi pelemahan lanjutan. Namun, lanjutnya, semua ini imbas dari faktor global.

"Jadi waspada, tetapi tenang-tenang saja kita. Mengenai adanya ancaman krisis moneter, pelemahan rupiah sekarang berbeda dengan dulu," ungkapnya di sela-sela kunjungan ke LNG Arun di Lhok Seumawe, Aceh.

Untuk itu, tambahnya, yang paling penting bagaimana sekarang selalu menjaga volatilitas pergerakan rupiah. "Itu yang paling penting," tegasnya. (asp)

Rupiah Masih Tertatih-tatih untuk Kembali Menguat

![vivamore="Baca Juga :"]

[/vivamore]
BI: Ekonomi RI Bakal Tumbuh Lagi di Kuartal Ketiga
 Dolar AS dan rupiah.

Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau

Program tax amnesty terus menjaga rupiah tetap di zona positif.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016