Rupiah Terpuruk, Tempe Bisa Mengecil

Produksi Rumahan Kedelai dan Tempe
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id - Tempe memang terlanjur identik dengan makanan rakyat kecil. Meski begitu, komoditas pangan satu ini justru sangat terpengaruh pada fluktuasi mata uang. Sebab, bahan baku utama tempe, yaitu kedelai, umumnya diimpor.

Terpuruknya rupiah terhadap dolar, membuat perajin tempe menjerit. Harga kedelai di pasaran melonjak drastis. Malah perajin bersarkasme, harga kedelai tidak naik tapi ganti harga.

"Harga kedelai impor tidak naik, tapi ganti harga,'' kata Rita, perajin tempe di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa 10 Maret 2015.

Menurut Rita, saat ini harga kedelai impor naik hingga Rp1.000 per kilogram. Jika biasanya Rp7.000, sekarang jadi Rp8.000 per kilogram. Kenaikan harga bahan baku ini, membuat keuntungan perajin menurun.

Agar tak terlalu merugi, Rita mengaku, memperkecil ukuran tempe ataupun tahu agar bisa terus berproduksi.

''Jadi kalau sekarang ukurannya lebih kecil ya jangan heran,'' ujar Rita.

Sementara Mulyani, perajin tempe lainnya menambahkan, kenaikan harga kedelai membuat keuntungan yang dia peroleh turun 50 persen lebih.

''Bulan lalu, sehari masih bisa untung Rp150 ribu. Sekarang, harga bahan baku naik, dapat untung Rp70 ribu saja sudah bersyukur,'' ujar Mulyani.

VIDEO: Ini Penyebab Ukuran Tempe Mengecil

![vivamore="Baca Juga :"]

[/vivamore]
Rupiah Merosot, Perajin Tempe Perkecil Ukuran
Nilai Tukar Dollar Naik, Harga Kedelai Impor Malah Turun

Harga Kedelai Tinggi, Ini Kata Menteri Perdagangan

Harga kedelai melonjak akibat terimbas penguatan dolar AS.

img_title
VIVA.co.id
3 September 2015