Dua Mata Uang Ini Penyebab Melemahnya Rupiah

Ilustrasi uang rupiah
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id - Bank Indonesia (BI), mengungkapkan bahwa pelonggaran likuiditas keuangan di kawasan Eropa dan Jepang ikut mendorong pelemahan rupiah yang terjadi saat ini.

Rupiah Masih Tertatih-tatih untuk Kembali Menguat

Berdasarkan pantauan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah kembali terkoreksi sebesar 12 poin, atau 0,09 persen ke level Rp13.059 pada perdagangan Selasa 10 Maret 2015. Sedangkan pada penutupan sehari sebelumnya, rupiah bercokol di posisi Rp13.047  per dolar AS.

Artinya, rupiah kembali menembus rekor baru terburuk sepanjang sejarah sejak perdagangan terakhir pada 1998, yang menyentuh level Rp17.000 per dolar AS.

Deputi Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, selain kebijakan moneter (quantitative easing/QE), mata uang euro dan yen Jepang juga ikut dilemahkan terhadap dolar AS. Tujuannya, agar pasar keuangannya lebih kompetitf.

Menurut dia, pelemahan kedua mata uang tersebut memengaruhi kondisi ekonomi  negara-negara berkembang sekitarnya, tidak terkecuali Indonesia.

"Jadi Eropa dan Jepang, tidak hanya menambah likuiditas tapi memperlemah mata uangnya," ujarnya di Jakarta, Selasa, 10 Maret 2015.

Indikasi dilemahkannya kedua mata uang itu sudah terjadi pada tahun lalu. Berdasarkan data BI, euro tercatat melemah 13 persen dan yen melemah 12 persen sepanjang 2014.

"Seluruh negara emerging market (negara berkembang) menghadapi fenomena dolar yang sangat kuat, sedangkan euro dan yen melemah," ujarnya.

Faktor global lainnya yang mendorong pelemahan rupiah, yaitu penguatan ekonomi AS saat ini. Hal tersebut membuat suku bunga di negara Paman Sam tersebut rencananya akan dinaikan agar daya saing investasinya lebih besar.

Di sisi domestik, kata Perry, defisit transaksi berjalan yang diperkirakan masih akan ada pada tahun ini menjadi faktor pendorong pelemahan tersebut. Meski demikian, defisit yang ada sudah lebih berkualitas karena digunakan untuk mendorong perekonomian.

"Dulu kan untuk konsumsi, sekarang digunakan untuk belanja produktif,' tambahnya.

BI: Ekonomi RI Bakal Tumbuh Lagi di Kuartal Ketiga

![vivamore="Baca Juga :"]

[/vivamore]
Awal Pekan, Hati-Hati Rupiah Terdepresiasi
 Dolar AS dan rupiah.

Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau

Program tax amnesty terus menjaga rupiah tetap di zona positif.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016