Rupiah Terus Anjlok, Krisis Moneter di Ambang Pintu?

Ilustrasi uang rupiah.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
VIVA.co.id -
Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
Anggota Komisi IX DPR, Willgo Zainar, mengatakan krisis moneter sudah di ambang pintu jika melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tidak segera ditanggulangi.

Sikap Pasar Modal dan Rupiah Soal Aksi Damai 4 November

Depresiasi nilai tukar rupiah yang sudah menembus level Rp13 ribu per dolar AS akan mempengaruhi peningkatan harga impor.
Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau


Menurut Willgo, terdapat beberapa faktor yang nantinya memberikan dampak buruk bagi jatuhnya nilai rupiah. Pemerintah tentunya tidak dapat memungkiri kenaikan harga barang, seperti pangan dan kebutuhan industri yang masih di impor.


"Pangan saja masih kita impor, jadi tentunya harga impor pasti akan naik. Perusahaan domestik seperti textil, pewarna benangnya semua berasal dari luar negari juga. Nah ini nantinya akan meningkatkan harga produksi," katanya, saat di temui pada acara deklarasi 100.000 penyalahgunaan narkoba di Mataram, Selasa 10 Maret 2015.


Kekhawatiran itu, ujar Wilgo, semoga saja tidak terjadi jika negara memiliki fundamental yang kuat.


"Tetapi kalau kita lemah, krisis moneter di tahun 1998 dulu bisa-bisa di ambang pintu," ungkapnya.


Ketua DPD Partai Gerindra NTB ini mengatakan, melemahnya nilai tukar rupiah juga menyebabkan menurunnya nilai investasi. Sebab, saat ini negara masih tergantung dengan barang-barang impor.


Menurutnya, memang ada investasi yang berasal dari barang expor, tetapi saat ini sebagiannya juga bersumber dari bahan mentah impor.


"Jadi jelas ada pengaruhnya terhadap investasi. Investasi pasti akan menurun," jelasnya.


Lebih lanjut, Willgo menuturkan, Bank Indonesia (BI) sudah mengintervensi pasar guna melakukan stabilitas kurs rupiah. Karenanya, perlu dibahas Undang-Undang lalu lintas devisa, di mana faktanya banyak uang negara yang terkirim ke luar negeri.


Dia menjelaskan, keadaan ini juga membuat banyak utang pemerintah dan perusahaan swasta yang jatuh tempo. Hingga tak bisa dipungkiri hukum pasar berlaku.


Di kala negara membutuhkan dolar, ungkapnya, maka dolar akan dicari meski saat itu nilai tukar rupiah anjlok.


"Sangat mengkhawatirkan jika hal tersebut tidak dikelola dengan baik, maka ancaman krisis moneter 1998 akan kembali terjadi. Krisis moneter tahun itu awal jatuhnya harga rupiah kita," ungkapnya.

Baca juga:




Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya