Konsumen Ogah Minum Soda, Bonus Bos Coca Cola Dipangkas

Coca-Cola.
Sumber :
  • VIVAnews/ Muhamad Solihin

VIVA.co.id - Coca Cola (Coke) memangkas bonus tahunan untuk chief executive sebesar US$2,5 juta, sebagai akibat turunnya permintaan minuman soda. Selain itu, besaran bonus untuk karyawan tingkat atas lainnya juga jauh di bawah perkiraan semula.

Coke tengah berjuang untuk meningkatkan penjualan. Sebab, konsumen di negara maju memilih beralih dari soda ke minuman yang dianggap lebih sehat. Selama hampir satu dekade ini, penjualan minuman ringan berkarbonasi di AS itu merosot.

Untuk menyiasati itu, Coke melakukan diversifikasi bisnis yang punya prospek bagus, seperti teh dan minuman energi. Efisiensi bisnis juga ditempuh Coke. Perusahaan itu akan memangkas hingga 1.800 posisi di perusahaan sampai 2019 nanti, sebagai upaya menghemat US$3 miliar anggaran perusahaan.

"Kinerja perusahaan tidak mencapai harapan kita. Kinerja itu berimbas pada kebijakan kompensasi," ujar Dewan Direksi Coke melalui keterangan tertulis yang dikutip Reuters, Jumat 13 Maret 2015. 

Sementara itu, saham Coke naik 1,6 persen jadi US$40,40 pada perdagangan Kamis sore, atau Jumat dini hari waktu Indonesia.

Namun, meski mengaku telah memangkas bonus tahunan untuk para petinggi perusahaan, nyatanya kompensasi Chief Executive Officer Coca Cola, Muhtar Kent pada 2014, justru naik 23 persen jadi US$25,2 juta, dibanding 2013. Kompensasi itu, termasuk gaji, opsi saham, dan tunjangan pensiun.

Kendati demikian, Kent mengaku tidak mengambil bonus, lantaran kondisi keuangan perusahaan tidak menggembirakan. Besaran dana pensiun yang diterimanya juga berkurang hampir separuh dari biasanya. (asp)

Usai Pepsi, Coca Cola Kepincut Bikin Smartphone?



![vivamore="Baca Juga :"]

[/vivamore]
Botol Ikonik Coca-Cola Berusia 1 Abad, Intip Sejarahnya
Ponsel P1 buatan Pepsi

Dari Minuman Berkarbonasi ke Smartphone

Setelah Pepsi, kini Coca Cola mencoba peruntungan di bisnis gadget.

img_title
VIVA.co.id
16 Desember 2015