- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - Pemerintah menyatakan bahwa sore hari ini, Senin 16 Maret 2015, akan mengumumkan paket kebijakan pendukung rupiah.
Menurut Menteri Koordinator Perekonomian, Sofyan Jalil, banyak inisiatif dalam memberikan insentif kepada industri. Bagian dari restrukturisasi ekonomi Indonesia lebih lanjut tentang masalah bebas visa, insentif, kepabean, biofuel, anti dumping, dan sebagainya.
“Hari ini harus rapat dulu karena akan ada keputusan yang harus diteken. Hari ini rapat dan sorenya bisa OK,” ujar Sofyan dalam keterangannya yang dikutip dari laman setkab.go.id.
Sementara itu, Menkeu Keuangan, Bambang Brodjonegoro menyampaikan bahwa beberapa menteri masih harus bertemu karena mereka harus memparaf terkait dengan akan ditetapkannya paket kebijakan di bidang ekonomi untuk mendukung nilai tukar rupiah.
Meski pada tahap awal dimaksudkan untuk mendukung nilai tukar rupiah yang kini merosot pada level Rp13.000-an, Bambang menegaskan bahwa paket kebijakan ekonomi yang akan dikeluarkan pemerintah itu untuk jangka panjang, bukan sesaat saja.
Bambang menunjuk, contohnya mengenai insentif pajak untuk repatriasi deviden. Dia menyebutkan, kalau hari ini peraturannya keluar berarti mulai periode April sudah bisa dilakukan aplikasi untuk mendapat isentif tersebut.
Demikian juga dengan yang anti dumping sementara, jika Peraturan Menteri Keuangan (PMK)nya keluar itu berarti langsung dilakukan.
“Tujuan pemerintah adalah mendorong pada transaksi berjalan. Kita bicara kebijakan yang sifatnya struktural untuk transaksi berjalan,” jelas Bambang, seraya menunjuk contoh pemberian aturan bebas visa masuk bagi turis China, Korea Selatan, Jepang dan Rusia yang dimaksudkan supaya wisatawan banyak masuk dan devisanya ikut masuk. (ase)
Baca Juga:
Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau
Program tax amnesty terus menjaga rupiah tetap di zona positif.
