Februari 2015, Rata-rata Rupiah Melemah 1,38 Persen

Suku Bunga Acuan Tetap
Sumber :
  • Antara/Sigid Kurniawan

VIVA.co.id - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, dinilai akibat terus berlanjutnya penguatan mata uang negeri Paman Sam tersebut terhadap semua mata uang dunia.

Deputi Bidang Komunikasi Bank Indonesia, Tirta Segara, mengungkapkan bahwa pada Februari 2015, secara rata-rata rupiah melemah 1,38 persen (month to month) ke level Rp12.757 per dolar AS.

Rupiah Masih Tertatih-tatih untuk Kembali Menguat

Namun, secara point to point, rupiah terdepresiasi 1,99 persen dan ditutup di level Rp12.925 per dolar AS.

"Melemahnya mata uang euro seiring dengan Quantitative Easing, atau kebijakan moneter yang ditempuh ECB (Bank Sentral Eropa) semakin meningkatkan tekanan pelemahan mata uang emerging markets, termasuk Indonesia," ujarnya di gedung BI, Jakarta, Selasa malam, 17 Maret 2015.

Kendati demikian, pihaknya terus meningkatkan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar rupiah, termasuk intervensi di pasar valas maupun pembelian SBN (surat berharga negara) di pasar sekunder.

"Ke depan, BI akan tetap konsisten untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai kondisi fundamentalnya," tuturnya.

Di samping itu, Tirta mengatakan, tekanan inflasi semakin menurun dan mendukung prospek pencapaian sasaran inflasi 2015, yakni sebesar empat persen plus minus satu persen.

BI: Ekonomi RI Bakal Tumbuh Lagi di Kuartal Ketiga

"IHK (Indeks Harga Konsumen) kembali mencatat deflasi sebesar 0,36 persen (month to month/MoM), atau 6,29 persen (year on year/YoY), terutama karena terjadi deflasi pada komponen kelompok volatile food dan administered prices atau harga barang dan jasa yang diatur oleh pemerintah," jelasnya.

Selain itu, lanjutnya, inflasi inti menurun dari bulan lalu sebesar 0,61 persen (MoM) menjadi 0,34 persen (MoM) atau 4,96 persen (YoY).

Menurutnya, penurunan tersebut ditopang oleh harga komoditas global yang menurun, permintaan domestik yang moderat dan ekspektasi inflasi yang terjaga.

"Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati berbagai faktor risiko yang mempengaruhi inflasi, antara lain perkembangan harga minyak dunia dan kemungkinan penyesuaian adminsistered prices lainnya," tambahnya. (asp)

Awal Pekan, Hati-Hati Rupiah Terdepresiasi



Baca Juga:

 Dolar AS dan rupiah.

Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau

Program tax amnesty terus menjaga rupiah tetap di zona positif.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016