Menkeu: Merosotnya Harga Minyak Dunia Masih Berlangsung Lama

Menkeu Bambang PS Brodjonegoro.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir

VIVA.co.id - Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa rendahnya harga minyak dunia masih akan berlangsung lama. Harga minyak dunia yang sempat meningkat pada Februari 2015, akibat musim dingin yang lebih panjang di Amerika Serikat, menaikkan harga karena kenaikan permintaan sementara.

“Masalah lainnya, sekarang ini ada pertarungan antara minyak konvensional dengan shale gas dan shale oil yang sudah mulai diproduksi AS. Perang harga terjadi di situ," kata Bambang di rumah dinasnya, Jakarta, Selasa malam 17 Maret 2015.

Bambang menjelaskan bahwa melesetnya target lifting migas jelas akan berpengaruh pada total penerimaan negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 yang ditargetkan sebesar Rp1.761,6 triliun.

Dia mengungkapkan, sebagai catatan, dalam APBN-P 2014, realisasi penerimaan negara dari sektor hulu migas mencapai US$28,33 miliar, atau setara Rp361,48 triliun.

Menanti Data Inflasi China, Bursa Asia Dibuka Naik

"Ketika itu realisasi lifting minyak mencapai 794,25 ribu barel per hari, dengan rata-rata harga minyak US$100,48 per barel dan gas 1,21 juta barel, setara minyak per hari dengan harga US$ 9,91 per MMBTU sesuai data dari SKK Migas," tambahnya. (asp)

Baca Juga:

OPEC Berencana Tahan Pasokan, Harga Minyak Naik
 Rig minyak

Harga Minyak Dunia Turun, Pasar Khawatir Stok Melimpah

Tren ini terjadi jelang pertemuan rutin OPEC di Aljazair bulan depan.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016