- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia, Ndiame Diop mengatakan bahwa proyeksi dasar tersebut disusun berdasarkan asumsi laju pertumbuhan konsumsi swasta yang relatif stabil. Ini, bersamaan dengan percepatan dalam investasi tetap ke lebih dari enam persen pada kuartal I-2016.
"Pada baseline (skenario dasar), pertumbuhan PDB (produk domestik bruto) diperkirakan tetap mendekati lima persen pada kuartal-kuartal mendatang dan sedikit meningkat ke 5,5 persen pada tahun 2016," ujarnya di Energy Building, Jakarta, Rabu 18 Maret 2015.
Dia juga menjelaskan, volume ekspor diperkirakan pulih secara bertahap. Namun, impor pun akan meningkat karena proyeksi penguatan investasi, termasuk peningkatan belanja infrastruktur.
"Secara bersama-sama, ekspor dan impor (ekspor bersih) diperkirakan tidak akan berkontribusi pada pertumbuhan menurut proyeksi hingga tahun 2016," tuturnya.
Selain itu, lanjutnya, terdapat risiko yang sumber utamanya adalah percepatan investasi yang naik lebih cepat dari perkiraan.
"Jika hal itu tidak disertai dengan kenaikan peningkatan ekspor, rintangan pertumbuhan yang berasal dari pembiayaan luar negeri dapat kembali mengetatkan dengan cepat," jelasnya.
Tetapi, tegasnya, meskipun dengan penurunan bersih biaya impor minyak, harga-harga komoditas yang relatif lemah dan diikuti dengan kenaikan biaya impor, diperkirakan tetap membuat defisit neraca berjalan mendekati tiga persen dari PDB secara rata-rata. (asp)
Baca Juga: