Menkeu: Keputusan The Fed Sejukkan Pasar Keuangan

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

VIVA.co.id - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, mengungkapkan bahwa sinyal Bank Sentral Amerika Serikat, atau The Fed yang baru akan menaikan suku bunga acuannya pada pertengahan tahun ini memberikan angin segar pada pasar keuangan Indonesia.

Bambang menjelaskan, keputusan itu juga sesuai dengan ekspektasi pasar.

Hal ini terlihat dari menguatnya mata uang rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis 19 Maret 2015. Berdasarkan pantauan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tembus ke level Rp13.008 per dolar AS, naik 156 poin, atau 1,19 persen dibandingkan perdagangan sehari sebelumnya yang mencapai Rp13.164 per dolar AS.

"Suku bunga kenaikan The Fed itu mungkin tidak sampai 100 basis poin (bps)," ujar Bambang di kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Kamis 19 Maret 2015.

Menurutnya, kepastian tersebut akan dimanfaatkan pemerintah untuk menjaga kestabilan nilai rupiah saat ini. Sehingga, ketika kebijakan itu diterapkan, rupiah sudah bisa lebih kuat merespons gejolak ekonomi global.

"Kita juga akan mencermati recovery di Amerika," tegasnya.

Di sisi lain, Bambang berpendapat, terus menguatnya dolar saat ini terhadap mata uang negara-negara lain menjadi salah satu alasan penundaan kenaikan suku bunga AS tersebut. Alasannya, kinerja perdagangannya juga bisa menurun dan akhirnya ekonomi dalam negeri Paman Sam bisa melambat

"AS juga harus melihat kalau dolar menguat cepat, itu juga tidak baik untuk ekonomi mereka," ungkapnya.

Untuk itu, keputusan The Fed saat ini dinilai tepat. Artinya, perkembangan situasi ekonomi global menjadi salah satu pertimbangan dalam mengeluarkan kebijakan itu

"Dia (Fed) juga harus hitung kenaikan bunga dolar mengikuti kondisi dalam negeri," tambahnya. (asp)

Sinyal The Fed Bikin Harga Emas Naik

Baca Juga:

Ilustrasi Wall Street

Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008

Pilpres Amerika serikat bikin galau investor AS.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016