- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, kembali terkoreksi pada perdagangan akhir pekan, Jumat 20 Maret 2015. Rupiah pun lesu dengan penurunan sebesar 67 poin, atau 0,52 persen dibandingkan penutupan sehari sebelumnya yang mencapai Rp13.008 per dolar AS.
Berdasarkan pantauan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah tembus ke level Rp13.075 per dolar AS. Dengan demikian, rupiah gagal melanjutkan kenaikannya, setelah tiga hari berturut-turut mampu menguat.
"Penurunan tidak signifikan, masih aman karena imbas positif dari belum pastinya The Fed naikkan suku bunga acuan. Dari dalam negeri, dengan bertahannya BI rate juga memengaruhi kestabilan rupiah sehingga tidak jatuh terlalu dalam, setidaknya untuk jangka pendek," ujar Kepala Riset PT Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada kepada VIVA.co.id.
Tetapi, katanya, melemahnya rupiah terpicu oleh mulai turunnya laju minyak mentah yang membuka peluang bagi dolar AS untuk menguat. Dia menyarankan, tetap mencermati dan antisipasi potensi pembalikan arah.
Dengan demikian, Reza memperkirakan bahwa pergerakan rupiah masih terbatas di kisaran Rp12.995-Rp13.015 per dolar AS.
Untuk diketahui, jenis Brent dan West Texas Intermediate (WTI) kompak turun pada perdagangan semalam, karena menguatnya nilai tukar dolar terhadap mata uang mitra dagang utamanya.
Minyak AS alias WTI untuk pengiriman April ditutup pada level US$43,96 per barel, atau turun 70 sen (1,57 persen) dibanding perdagangan sebelumnya. Harga minyak sempat menyentuh level terendah di US$42,75 per barel.
Sementara itu, minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman Mei terkoreksi US$1,5 menjadi US$54,46 per barel. (asp)
![vivamore="Baca Juga :"]
[/vivamore]
Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau
Program tax amnesty terus menjaga rupiah tetap di zona positif.
