Alasan AS dan Jepang Tak Gabung AIIB

Penandatanganan kesepakatan Asian Infrastructure Investment Bank
Sumber :
  • Xinhua
VIVA.co.id
AIIB Mulai Cairkan Utang untuk RI US$216,5 Juta
- Bank Investasi Infrastruktur Asia (Asian Infrastructure Investment Bank/AIIB) terus menarik minat banyak negara. Sedikitnya 30 negara telah menyatakan ketertarikan untuk menanam modal di bank yang bakal menjadi terbesar di Asia.

Ini Harapan RI pada Asian Infrastructure Investment Bank

Tak saja negara-negara di Asia, AIIB telah menarik perhatian internasional. Jerman, Australia, Italia, Inggris, telah menyatakan komitmennya untuk ikut dalam jajaran negara pendiri AIIB.
AIIB Resmi Beroperasi, ADB Ucapkan Selamat


Hanya saja, AIIB belum mampu menarik hati dua kekuatan ekonomi dunia lainnya, yakni Jepang dan Amerika Serikat. Menteri Keuangan Jepang, Taro Aso mengaku negaranya masih mengambil pertimbangan untuk bergabung.


Jepang, kata Aso, masih meragukan kredibilitas AIIB dalam memberikan sumber pendanaan pinjaman. Bahkan, Aso medesak negara-negara lain untuk berpikir dua kali sebelum bergabung di AIIB.


"Kami telah meminta untuk menjamin keberlanjutan utang, dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat. Kami bisa (mempertimbangkan untuk bergabung) jika ada jaminan soal itu," kata Aso kepada wartawan setelah pertemuan kabinet, dikutip
Reuters
, Kamis 20 Maret 2015.


Para analis menilai AIIB dapat menyaingi Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB). Pendanaan di ADB didominasi oleh AS dan Jepang. "Institusi yang berbasis di Manila itu didominasi oleh Jepang dan AS," kata analis yang tak ingin disebut namanya. Itu sebabnya, dua negara itu masih enggan bergabung ke AIIB.


Indonesia dikabarkan juga belum menorehkan tanda tangan sebagai komitmen untuk menjadi salah satu negara pendiri AIIB.


![vivamore="
Baca Juga
:"]

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya