Sumber :
- Dok.Freeport
VIVA.co.id - PT Freeport Indonesia mengajukan surat pengecualian penggunaan letter of credit (LC) dalam melakukan kegiatan ekspor konsentrat mineral yang dilakukannya tahun ini. Surat permohonan itu sudah diajukan ke Kementerian Perdagangan.
LC adalah sebuah cara pembayaran internasional yang memungkinkan eksportir menerima pembayaran tanpa menunggu berita dari luar negeri, setelah barang dan berkas dokumen dikirimkan keluar negeri (kepada pemesan).
Plt Kasubdit Penerimaan, Direktorat Bea dan Cukai, Ferry Ardiyanto, Selasa 24 Maret 2015, mengungkapkan bahwa Freeport ingin menggunakan mekanisme telegraphic transfer dengan pertimbangan telah mengantongi performance invoice dan final invoice yang baik selama ini.
"Freeport juga sudah menunjukkan kepatuhannya, karena tiap bulan dia menyetor DHE (Devisa Hasil Ekspor) ke Bank Indonesia dan terdapat rekonsiliasi dengan Bea dan Cukai juga," ujarnya, saat ditemui di kantornya.
Baca Juga :
Apa Kabar Divestasi Saham Freeport?
Dia mengatakan, Freeport pernah mendapatkan pengecualian sebelumya. Untuk itu, diajukan kembali dan berharap terbebas dari aturan ketentuan penggunaan LC yang akan diberlakukan pemerintah mulai April mendatang.
"Sementara ini, baru Freeport yang mengajukan permohonan itu kepada menteri perdagangan. Jadi, mungkin hasilnya bisa diketahui minggu ini, atau minggu depan," ujarnya.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Bea Cukai, pada tahun ini kuota ekspor konsentrat tembaga yang diperoleh Freeport sebesar 584 ribu matrik ton hingga 26 Juli 2015. Potensi penerimaan bea keluar dari ekspor tersebut sebesar Rp981 miliar.
Namun, ekspor mineral salah satu perusahaan tambang emas terbesar di Indonesia itu, turun dari tahun sebelumnya yang realisasinya mencapai 940,989 matrik ton. (asp)
![vivamore="
Baca Juga
:"]
[/vivamore]
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Sementara ini, baru Freeport yang mengajukan permohonan itu kepada menteri perdagangan. Jadi, mungkin hasilnya bisa diketahui minggu ini, atau minggu depan," ujarnya.
