Dolar Perkasa, Eksportir Kerajinan Untung, Perajin Tidak

Gerabah tempel khas Yogyakarta.
Sumber :
VIVA.co.id
Mi Bikini yang Meresahkan Negara
- Perkasanya dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah saat ini tidak dirasakan signifikan mendongkrak keuntungan perajin gerabah asal Kasongan, kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sebab, gerabah yang dibeli eksportir tetap dihargai rupiah. 

Polisi Belum Temukan Unsur Pidana di Mie Bikini
Ketua Koperasi Setyo Bawono, Timbul Raharjo, Rabu 25 Maret 2015 mengatakan, hampir 80 persen perajin gerabah di Kasongan ini menjual produk gerabahnya dengan mata uang rupiah bukan dolar Amerika Serikat. 

Bandung Terpilih Jadi Uji Coba Bisnis e-Commerce Facebook
"Atau mata uang lainnya, sehingga dolar yang tinggi sama sekali tak berpengaruh terhadap pendapatan perajin gerabah di sini, hanya menguntungkan eksportir," ujarnya.

Namun menurutnya, karena harga gerabah menjadi murah jika dihitung dengan kurs dolar AS, penjualannya menjadi meningkat. Pesanan dari Eropa, Australia, AS,dan kawasan Timur Tengah meningkat sejak pelemahan rupiah.

"Ada peningkatan hampir 20 persen pesanan gerabah dari buyer karena harga gerabah relatif murah dengan nilai rupiah yang terpuruk," jelasnya.

Harga bahan baku menurutnya juga tidak terpengaruh karena pelemahan rupiah tersebut. Karena 100 persen bahan baku bisa didapatkan di dalam negeri. 

"Jika harga BBM berubah atau naik mungkin akan berpengaruh terhadap harga bahan baku mesti tidak begitu banyak," kata Timbul

Sebagai Informasi, koperasi tersebut merupakan wadah koperasi bagi perajin gerabah di Kasongan.


![vivamore="
Baca Juga
:"]

[/vivamore]
VIVA.co.id
-

![vivamore="
Baca Juga
:"]

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya