Sumber :
- REUTERS/Issei Kato
VIVA.co.id
- Akhir pekan Maret, pelaku pasar bursa saham di Asia tampaknya masih dipengaruhi bursa saham Wall Street yang ditutup menguat pada minggu lalu dan jatuhnya harga minyak.
Dari Australia, Senin 30 Maret 2015, laman CNBC melaporkan, bursa saham S&P ASX200 tampak turun 0,7 persen pada pembukaan perdagangan. Saham Caltex Australia mencatatkan kekalahan terbesar. Saham perusahaan refineri itu jatuh 8,2 persen setelah raksasa energi di Amerika Serikat, Chevron menjual divisi refinerinya.
Baca Juga :
Bursa Asia Pasifik Tertekan Dinamika Pilpres AS
Baca Juga :
Mengekor Wallstreet, Bursa Asia Dibuka Melemah
Dari Australia, Senin 30 Maret 2015, laman CNBC melaporkan, bursa saham S&P ASX200 tampak turun 0,7 persen pada pembukaan perdagangan. Saham Caltex Australia mencatatkan kekalahan terbesar. Saham perusahaan refineri itu jatuh 8,2 persen setelah raksasa energi di Amerika Serikat, Chevron menjual divisi refinerinya.
Perdagangan saham berjangka tampaknya akan mengembalikan Nikkei 225 dari pelemahan pada penutupan minggu lalu. Saham berjangka di Chicago dan Osaka diperdagangkan di level 19.410 dan 19.310, lebih tinggi dibanding level 19.285 pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Data produksi sektor industri Jepang akan dirilis pagi ini. Diprediksi angkanya menurun 1,8 persen dibanding bulan lalu, menurut survei
Reuters
.
![vivamore="
Baca Juga
:"]
[/vivamore]
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Perdagangan saham berjangka tampaknya akan mengembalikan Nikkei 225 dari pelemahan pada penutupan minggu lalu. Saham berjangka di Chicago dan Osaka diperdagangkan di level 19.410 dan 19.310, lebih tinggi dibanding level 19.285 pada penutupan perdagangan sebelumnya.