- ANTARA/Zabur Karuru
Berdasarkan pantauan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah tembus ke level Rp13.086 per dolar AS. Dengan demikian, selama tiga hari berturut-turut, mata uang garuda menunjukkan kelesuannya.
"Masih belum adanya kepastian kapan kenaikan suku bunga The Fed dan besarannya mendorong investor cenderung lebih tertarik untuk bertransaksi dengan dolar AS. Hal ini menekan pergerakan rupiah dan juga mata uang negara lainnya," ujar Kepala Riset PT MNC Securities, Edwin Sebayang, kepada VIVA.co.id.
Di sisi lain, katanya, para pelaku pasar juga masih terus mengamati perkembangan dari dalam negeri di mana ada beberapa data ekonomi penting yang akan dirilis. Dia menjelaskan, data ekonomi tersebut, antara lain inflasi Maret dan neraca perdagangan Februari.
"Selama kedua data tersebut positif, maka kemungkinan besar akan mempengaruhi rupiah untuk kembali menguat. Pasar masih terus wait and see," tambahnya. (one)