VIVA.co.id - Badan Pengkajian dan Penelitian Teknologi Tinggi (BPPT) punya cara tersendiri untuk mendongkrak produksi karet alam. Penyebabnya, karena produksi karet Indonesia kalah dengan Thailand.
Kepala BPPT, Unggul Priyanto, mengatakan bahwa luas perkebunan karet di Indonesia mencapai 3,4 juta hektare. Namun, produksinya kalah dengan Thailand.
Produksi karet di Indonesia mencapai 1,1 ton per hektare, sementara Thailand 1,7 ton per hektare.
"Luas lahan 3,4 juta hektare, tapi produksinya 2/3 produksi Thailand," kata Unggul di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis 9 April 2015.
Selain itu, lanjutnya, BPPT bekerja sama dengan Jepang untuk rekayasa genetik tanaman karet. Tujuannya, untuk menciptakan tanaman karet yang produktivitasnya tinggi.
"Diharapkan dalam waktu lima tahun ke depan, produktivitas akan naik. Itu, di sektor hulu," kata Unggul.
Sementara itu, di sektor hilir, ada juga kerja sama dengan produsen ban, GT, untuk memproduksi ban pesawat yang menggunakan karet alam.
Karet alam pun juga digunakan untuk campuran aspal supaya tak ada pori-pori dalam aspal sehingga aspal bisa tahan lama.
"Ini bertujuan supaya produksi meningkat. Penyerapannya pun bisa meningkat hingga 80 persen dan ekspor (mentahnya) tinggal 20 persen," tambahnya.
![vivamore="Baca Juga :"]