Berbekal Menumpang, Pria Bandung Sukses Jadi Jutawan

Kerajinan keramik kreasi Fauzi
Sumber :
  • Romys Binekasri/VIVA.co.id
VIVA.co.id
Lazada Beri Jalur Globalkan Produk UKM Lokal
- Keinginan berwirausaha sejak muda patut diacungi jempol. Apalagi dengan ide kreatif yang berangkat dari hobi dapat menjadikan peluang bisnis usaha yang dipilihnya kerap mampu mengubah hidupnya.

Bersaing di MEA, Koperasi Jadi Solusi Pengusaha Kecil

Dan barang-barang kerajinan hasil dari ide kreatif banyak ditemui di Inacraft. Pameran kerajinan terbesar di Indonesia ini kembali digelar tahun ini. Bertempat di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Pusat, gelaran yang diadakan 8-12 April 2015 ini dipenuhi pencinta kerajinan nusantara.

Salah satunya adalah Fauzi, lulusan seni rupa ITB ini termasuk orang yang tergila-gila dengan keramik. Fauzi yang asli Bandung ini mulai merintas usaha ini pada 2012.

Soal UKM, Indonesia Perlu Belajar dari Korea

Tiga tahun yang lalu Fauzi nekat mengambil peluang usaha dengan menumpang di studio milik sahabatnya. Ia hanya bermodal sekitar Rp500 ribu untuk membeli bahan keramik. Ia desain dengan model dan bentuk yang unik.

"Awal saya numpang ke temen yang punya studio keramik duluan. Nah kalau ada proyek di bagi dua," ujarnya kepada Viva.co.id, di Jakarta Convention Center, Sabtu 11 April 2015.

Fauzi bercerita, usai menduduki bangku kuliah, ia bekerja di pabrik keramik hanya untuk menyerap ilmu management perusahaan. Tak lama bekerja, ia memutuskan keluar dan membuka usaha keramik sendiri.

"Dulu waktu saya kerja tidak ingin lama-lama. Inginnya menyerap dan belajar sistem di perusahaan serta pembagian kerja. Ya setelah itu saya keluar dan bikin sendiri," kata Fuazi.

Berbekal menumpang studio keramik milik temannya itu, Fauzi lambat laun mulai memiliki peralatan dan tempat sendiri. Dari Proyek yang ia bagi dua, sebagian disisihkan untuk membeli peralatan. Tidak tanggung-tanggung sekali pesan bisa sampai belasan juta hingga Rp30 juta.

"Bentuknya gelas, piring, mangkuk buat restoran makan atau cafe-cafe yang baru buka," ujarnya.

Perjuangan Fauzi membangun usahanya tidaklah berjalan mulus, ia bahkan pernah rugi hingga 10 kali lipat lantaran barang yang riject atau tidak diterima oleh pembeli. Namun, Fauzi tidak mudah menyerah.

"Saya ya paling cengar-cengir aja. Berapa kali sempet kepikiran 'kok gini ya' tapi hajar aja," ujarnya.

Saat ini, setelah 3 tahun perjalanan yang penuh liku dan perjuangan, Fauzi kini memiliki omzet rata-rata Rp30 juta per bulan. Pesanan paling banyak datang dari Jakarta dan Bandung.

Ia optimis lambat laun usaha ide kreatifnya ini bisa ekspor sampai ke luar negeri lantaran kualitas barang yang tidak diragukan.

![vivamore="
Baca Juga
:"]

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya