Wapres: Kita Termakan Kebijakan Subsidi BBM

Petugas mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, pemerintah keliru dalam kebijakan energi karena terlalu fokus terhadap pemberian subsidi bahan bakar minyak (BBM).

Pameran Mobil Terbesar Asia Tenggara GIIAS 2016 Resmi Dibuka

"Kesalahan utama, kita termakan kebijakan itu sendiri. Misalnya, kita termakan subsidi BBM murah, tapi lupa menyiapkan infrastrutur untuk sumber energi lainnya," ujarnya, dalam Seminar Indonesia & Diversivikasi Energi, di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa, 14 April 2015.

Untuk itu, Wapres meminta masyarakat untuk mengkritisi kebijakan energi yang dikeluarkan pemerintah. Saat ini, pemerintah mendukung adanya energi terbarukan guna mengganti energi fosil dan batubara. "Kita dukung untuk terus mendorong dalam mempersiapkan beberapa energi yang lebih ramah lingkungan, seperti misalnya gas alam," kata dia.

Wapres Kalla Resmikan Pembukaan GIIAS 2016

Dia mengatakan, sumber energi dari sumber gas alam harus digunakan, karena nilai investasinya lebih murah, terjangkau, dan paling sedikit menimbulkan polusi terhadap lingkungan. "Akan tetapi, kita akui, kita salah karena telat membangun infrastruktur gas," katanya menambahkan.

Wapres menjelaskan, kesalahan tersebut yakni tidak adanya persiapan perihal pengadaan infrastruktur seperti terminal penerima liquefied natural gas (LNG). Selain itu, kesalahan ini, kata dia, akibat pemerintah terlalu fokus memberikan subsidi BBM. Ditambah lagi, rakyat dinilainya terlalu nyaman menerima subsidi.

Wapres: Elektrifikasi RI Terendah di ASEAN

Sumber energi yang bisa dimanfaatkan selain LNG, kata Wapres, adalah geotermal atau panas bumi. "Ini (geotermal) juga berpotensi jadi energi baru terbarukan. Harganya yang murah, mudah didapatkan. Pemerintah merencanakan itu, tapi satu sisi nilai investasinya memang mahal," katanya.

Padahal, saat ini Indonesia mempunyai lebih kurang 40.000 megawatt dari jumlah geotermal. "Masalahnya, tempatnya tidak bisa dipindahkan. Murah harganya, bersih, tapi investasinya mahal."

![vivamore="Baca Juga :"]

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya