Sumber :
- REUTERS/Yuya Shino
VIVA.co.id
- Perdagangan saham di kawasan Asia, Selasa 21 April 2015, tampaknya akan mengikuti kemenangan bursa Amerika Serikat dan Eropa. Pemangkasan rasio cadangan wajib oleh bank sentral China masih membawa pengaruh.
People's Bank of China (PBOC) menurunkan rasio cadangan wajib untuk semua bank sebesar 100 basis poin pada Minggu, 19 April 2015.
Baca Juga :
Bursa Asia Pasifik Tertekan Dinamika Pilpres AS
Baca Juga :
Mengekor Wallstreet, Bursa Asia Dibuka Melemah
People's Bank of China (PBOC) menurunkan rasio cadangan wajib untuk semua bank sebesar 100 basis poin pada Minggu, 19 April 2015.
Jurnalis pasar modal
CNBC
, See Kit Tang, memperkirakan perdagangan saham berjangka di Jepang akan memicu kenaikan pada pembukaan perdagangan saham di Nikkei 225. Bursa berjangka Chicago dan Osaka diperdagangkan pada level 19.720, lebih tinggi dibanding penutupan kemarin sebesar 19.634.
Saham-saham di Australia tampaknya juga akan berbalik positif pada pembukaan hari ini. Naiknya saham berjangka sebesar 0,8 persen ke level 5.871 akan menopang perdagangan di indeks S&P ASX 200.
Semalam, bursa Wall Street, Amerika Serikat, ditutup menguat setelah keputusan tak terduga dari negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia, China. Bursa saham Nasdaq memimpin kemenangan mayoritas indeks di Negeri Paman Sam.
Perdagangan di Asia pagi ini tampaknya juga akan dipengaruhi oleh pengumuman oleh bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA). Gubernur RBA, Glenn Stevens, mengatakan kemungkinan RBA akan kembali memangkas suku bunga. (one)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Jurnalis pasar modal