"Campakkan" ADB dan Bank Dunia, Jokowi Tinggalkan Amerika?

Para pemimpin KTT Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside
VIVA.co.id
Jokowi: Tax Amnesty Jadi Jawaban Merebut Dana Investasi
- Indonesia tampaknya serius menyambut kekuatan ekonomi baru yang digagas China melalui Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB). Bahkan, Presiden Joko Widodo ingin mengubah pandangan pada ketergantungan Bank Dunia, international monetary fund (IMF), dan Asian Development Bank (ADB).

Disindir Jokowi Soal Anggaran, Ini Kata Gubernur Aher

Saat berpidato untuk pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika, Presiden Joko Widodo mengatakan persoalan ekonomi dunia tidak hanya dapat diselesaikan oleh ketiga lembaga keuangan dunia tersebut.
Jokowi 'Semprot' Ahok Soal Serapan Anggaran


Dalam acara tersebut, turut hadir Presiden China, Xi Jinping dan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe.


Kehadiran PM Abe dan Presiden Jinping itu menjadikan pidato Jokowi cukup penting. Sebab, China bersama 57 negara di dunia sepakat mendirikan AIIB. Hanya Jepang dan Amerika Serikat yang masih enggan bergabung dengan AIIB. Jepang dan Amerika sama-sama punya kendali di ADB dan Bank Dunia.


Namun, Joko Widodo mengatakan bangsa-bangsa Asia-Afrika harus mendapatkan kebersamaan dan keadilan global yang selama ini enggan diakui oleh sekelompok negara di dunia.


“Ketidakadilan global terus terasa di sekelompok negara yang enggan mengakui realitas dunia yang sudah berubah. Pandangan yang mengatakan bahwa persoalan ekonomi dunia hanya dapat diselesaikan oleh Bank Dunia, IMF dan ADB adalah pandangan usang yang perlu dibuang,” kata Jokowi, di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu 22 April 2015.


Jokowi menegaskan, bangsa-bangsa Asia-Afrika secara bersama wajib membangun tatanan ekonomi dunia baru yang terbuka bagi kekuatan-kekuatan ekonomi baru.


“Kami mendesak dibukanya reformasi arsitektur keuangan global untuk menghilangkan dominasi kepentingan negara atas warga negara lain,” ujarnya.


Saat ini, lanjutnya, dunia membutuhkan kepemimpinan global yang kolektif dengan dijalankan seadil-adilnya dan bertanggung jawab.


“Oleh karena itu, Indonesia bersama negara-negara Asia sebagai kekuatan baru sedang bangkit,” tuturnya.


Dia menambahkan, tugas dan tantangan yang dihadapi negara-negara Asia-Afrika itulah yang harus ditemukan dan dirumuskan penyelesaiannya pada sidang Asia-Afrika yang digelar saat ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya