Bertemu Jepang, Jokowi Fokuskan Perdagangan dan Investasi

Presiden Joko Widodo Jokowi disambut PM Shinzo Abe di Tokyo, Jepang.
Sumber :
  • REUTERS/Issei Kato
VIVA.co.id
RI Terima 200 Permintaan Bantuan Negara Lain
- Presiden Joko Widodo di sela-sela Konferensi Asia Afrika (KAA) di Jakarta Convention Center, Kamis 23 April 2015, bertemu dengan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe.
Sambangi RI, Sekjen OKI Bahas Upaya Pemberantasan Terorisme

Pertemuan tersebut, merupakan kelanjutan dari pertemuan bilateral sebelumnya, saat kunjungan Jokowi ke Jepang pada 23 Maret 2015.
Megawati: Perang Tak Selesaikan Masalah Timur Tengah


Dalam keterangan tertulisnya, Jokowi mengatakan, dalam pertemuan itu, Indonesia dan Jepang sepakat membicarakan lebih dalam kerja sama konkret ekonomi dan investasi kedua negara.


"Pertemuan juga membahas implementasi rencana Jepang untuk meningkatkan investasi di Indonesia dalam berbagai sektor. Antara lain infrastruktur, transportasi, maritim, dan energi," kata Jokowi.


Mantan gubernur DKI Jakarta itu pun mendorong, agar Indonesia dan Jepang dapat melanjutkan negosiasi perjanjian penghindaran pajak berganda (P3B). Tujuannya, untuk meningkatkan arus investasi, dalam upaya mendorong implementasi peningkatan kerja sama investasi.


Jokowi berharap, skema pembiayaan proyek 140 miliar yen yang telah disepakati untuk Pelabuhan Cilamaya dan proyek Shinkansen dapat segera dimulai.


Selain itu, Jokowi juga mengharapkan, rencana investasi perusahaan swasta Jepang, seperti Toyota, Suzuki, dan Mitsui dapat direalisasikan dalam waktu dekat.


Untuk diketahui, Indonesia dan Jepang menyambut baik kunjungan Kaidanren (kamar dagang) Jepang yang berkunjung ke Indonesia pada 9 April 2015, untuk bertemu langsung dengan pengushaa Indonesia.


Jepang merupakan salah satu mitra ekonomi terbesar Indonesia. Pada tahun lalu, volume perdagangan Indonesia-Jepang mencapai US$40,17 miliar.


Jepang merupakan mitra dagang terbesar ketiga Indonesia, setelah Tiongkok dan Singapura. Jepang juga investor kedua terbesar Indonesia, setelah Singapura, dengan investasi sebesar US$2,7 miliar. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya