Produk Alas Kaki RI Surplus US$3,7 Miliar

peresmian pabrik isuzu di karawang
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Kementerian Perindustrian mencatat produk alas kaki menyumbang surplus US$3,7 miliar pada 2014. Namun, pemenuhan pangsa pasar dunia oleh industri alas kaki Indonesia baru mencapai tiga persen.

Untuk itu, Menteri Perindustrian, Saleh Husin, menyatakan bahwa kapasitas produksi industri alas kaki perlu ditingkatkan.

"Dengan jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 240 juta jiwa, merupakan pasar potensial dan strategis yang dapat memberikan dukungan positif bagi investor industri alas kaki untuk mengembangkan usahanya di Indonesia," kata Husin saat meresmikan pabrik sepatu PT Changsin Reksa Jaya di Garut, Jawa Barat, Senin 27 April 2015.

Dia mengatakan bahwa pemerintah terus melakukan berbagai langkah strategis dalam upaya pengendalian impor dan pengamanan pasar dalam negeri melalui kebijakan non-tariff, seperti penerapan SNI (Standar Nasional Indonesia) Wajib dan pengaturan tata niaga untuk impor produk barang jadi.

Saleh Husin: Reshuffle Jadi Titik Balik Perbaikan Ekonomi

"Kebijakan tersebut merupakan keberpihakan yang baik kepada dunia usaha," kata dia.

Dalam mendukung daya saing industri alas kaki nasional, Husin menyampaikan, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan, seperti program restrukturisasi mesin atau peralatan industri TPT dan alas kaki dengan memberikan bantuan potongan harga pembelian mesin baru.

"Kebijakan tersebut telah terbukti dapat meningkatkan kapasitas produksi sebesar 22,67 persen dan peningkatan produktivitas sebesar 4-10 persen, peningkatan efisiensi energi sebesar 7,65 persen dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 118.558 orang selama lima tahun terakhir," ungkapnya.

Kebijakan lainnya, yaitu pemberian insentif melalui tax allowance sebesar 30 persen dalam enam tahun yang setiap tahunnya 5 persen, perlakuan yang sama terhadap investasi asing dan investasi dalam negeri, memfasilitasi peningkatan kemampuan SDM industri alas kaki, meningkatkan penguasaan pasar ekspor maupun domestik melalui fasilitasi pameran dalam dan luar negeri, meningkatkan keterkaitan antar hulu dan hilir agar nilai tambah yang diberikan dapat lebih maksimal, serta menjamin ketersediaan bahan baku dengan mendorong investasi industri penolong dan asesoris.

Menurut data Kementerian Perindustrian, investasi industri alas kaki cenderung naik setiap tahunnya, di mana kenaikan rata-rata pada tiga tahun terakhir (2011–2013) sebesar 4,74 persen. Pada tahun 2013, investasi industri alas kaki mencapai Rp10,7 triliun atau naik sekitar 1,25 persen dibandingkan tahun sebelumnya dan sektor ini mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 643 ribu orang.

"Bahkan, ekspor industri alas kaki terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2014, nilai ekspor produksi alas kaki nasional mencapai US$4,11 miliar atau naik sebesar 6,44 persen dibanding tahun sebelumnya," tuturnya.

Tujuan ekspor utama produk alas kaki Indonesia di antaranya ke Amerika Serikat, Belgia, Jerman, Inggris dan Jepang. "Industri alas kaki merupakan salah satu industri yang terus meningkat nilai perdagangannya dengan rata-rata nilai surplus dalam lima tahun terakhir mencapai US$2,84 miliar," tambahnya. (one)

Infrastruktur Tol Cipali Terus Dikebut

Pengamat: Proyek Infrastruktur Jangan Disetop

Industrialiasi tantangan untuk pertumbuhan ekonomi.

img_title
VIVA.co.id
7 Agustus 2016