Jelang Rapat The Fed, Rupiah Loyo

Proses penghitungan uang rupiah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id
Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau
- Laju rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali berbalik negatif pada perdagangan Selasa, 28 April 2015. Pelemahan mata uang garuda ini merupakan imbas dari respons para pelaku pasar yang masih
wait and see,
Rupiah Masih Tertatih-tatih untuk Kembali Menguat
jelang pertemuan Bank Sentral AS (The Fed).
BI: Ekonomi RI Bakal Tumbuh Lagi di Kuartal Ketiga

"Para pelaku pasar masih melakukan aksi jual rupiah dan lebih banyak mentransaksikan dolar AS. Adanya indikasi bahwa kenaikan suku bunga acuan The Fed masih belum pasti turut mempengaruhi pergerakan rupiah," ujar Kepala Riset PT Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada kepada
VIVA.co.id
.


Berdasarkan pantauan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), tembus ke level Rp12.978 per dolar AS. Level tersebut menunjukkan adanya pelemahan sebesar 56 poin, atau 0,43 persen dibandingkan perdagangan sehari sebelumnya sebesar Rp12.922.


Reza memperkirakan, pergerakan rupiah masih dalam kisaran terbatas dengan kecenderungan melemah. Rupiah, menurutnya, akan berada di rentang Rp12.919-Rp12.30 per dolar AS.


Untuk diketahui, Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral AS, atau FOMC The Fed akan berlangsung pada 28 dan 29 April 2015.


Sebelumnya, salah satu petinggi The Fed mengatakan bahwa kenaikan suku bunga pada tahun ini sebagai langkah yang 'tidak pantas'. Sebab, peningkatan suku bunga, justru akan menjauhkan target The Fed yang akan menekan inflasi hingga dua persen.


Peningkatan suku bunga juga berlawanan dengan target The Fed lainnya, yakni sektor tenaga kerja. "Cara terbaik The Fed mencapai tujuannya adalah dengan menjaga target suku bunga pada tingkat saat ini, selama tahun kalender ini," kata Narayana Kocherlakota, Presiden di Federal Reserve Bank distrik Minneapolis, dikutip
Reuters
, Rabu, 15 April 2015.





Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya