Harga Properti di Sydney Bakal Melambung Tahun Ini

Ilustrasi Sydney Australia
Sumber :
  • iStock
VIVA.co.id
Miliader China Ini Beli Rumah Termahal di Australia
- Head of Crown Asia, Michael Ginarto, mengatakan bahwa kenaikan harga properti yang terjadi di Sydney pada 2014 lalu, membuat para analis pasar properti menghitung ulang kemungkinan kenaikan harga yang terjadi di tahun ini.

Bos Crown: Indonesia dan Singapura Pasar Utama Kami

Menurut Michael, peluang investasi ini juga ditawarkan bagi para investor asal Indonesia dan Singapura.
Indonesia Pasar Menggiurkan Bagi Dunia Pendidikan Australia


"Kondisi ini semakin membuka peluang bagi Crown Group dalam memasarkan produknya di kawasan Asia Tenggara, khususnya di Indonesia dan Singapura," katanya.

Hal ini dipertegas oleh pernyataan salah satu perusahaan penelitian terkemuka Australia, SQM Research dalam keterangannya yang diterima
VIVA.co.id
, Selasa 28 April 2015.


Managing Director SQM Reseach, Louis Christopher, menyatakan telah menaikkan proyeksi pertumbuhan harga properti di Sydney menjadi 11-15 persen untuk 2015. Dimana, prediksi sebelumnya hanya sekitar 8-12 persen untuk Sydney.


"Lokasi-lokasi dengan kekurangan pasokan hunian, seperti halnya Sydney, akan terus memiliki pertumbuhan harga properti yang kuat, meskipun suku bunga relatif rendah," ungkap Christopher.


Kondisi ini, kata dia, dipengaruhi oleh faktor-faktor lokal. Meskipun hipotek tergolong rendah, namun naik turunnya harga sebagian besar ditentukan oleh kondisi ekonomi lokal masing-masing kota.


"Sydney misalnya. Mereka memiliki pertumbuhan penduduk yang kuat. Kota ini semakin berkembang, karena terjadi penambahan sekitar 90 ribu penduduk di Sydney pada tahun lalu. Dengan jumlah populasi ini, menyebabkan kota Sydney masih mengalami kekurangan ketersediaan hunian, meskipun izin membangun gedung sudah terjadi peningkatan," tuturnya.




Dalam laporan terbarunya, Louis Christopher juga menjelaskan bahwa tingginya kenaikan harga di Sydney dibandingkan kota-kota lainnya seperti Melbourne, Brisbane, Canberra, dan Goldcoast juga dipengaruhi oleh fundamental ekonomi dari ibu kota negara bagian NSW (New South Wales) itu yang kuat. Termasuk, peningkatan pendapatan yang diharapkan dari privatisasi infrastruktur listrik.


"NSW memiliki kondisi ekonomi yang kuat dan masa depan terlihat sangat menjanjikan pada belanja infrastruktur, dengan asumsi bahwa parlemen negara bagian telah menyetujui anggaran yang diajukan," ujarnya.


Untuk diketahui, saat ini, terdapat mega proyek yang sedang dibangun di Sydney, termasuk International Convention Centre baru di Darling Harbour, kawasan Barangaroo senilai Rp60 triliun dan proyek revitalisasi sebesar Rp80 triliun di kawasan Green Square, termasuk perpustakaan umum dan fasilitas taman yang baru.


Pemerintah Federal NSW, bahkan sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp20 triliun untuk pengembangan kawasan Parramatta dalam beberapa tahun ke depan. "Bahkan, tingkat pengangguran Sydney jauh lebih rendah dari rata-rata nasional," jelasnya.


Laporan untuk April 2015, yang disusun oleh pialang saham Commonwealth Bank, CommSec, menunjukkan faktor kunci dalam kebangkitan ekonomi negara bagian NSW baru-baru ini telah menjadi alasan utama kekuatan sektor perumahan.


Sebagai informasi, pada Mei 2015, Crown Group akan meluncurkan Crown Ashfield, manara apartemen mewah senilai Rp880 miliar di kawasan barat Sydney yang sedang berkembang. 


Terletak sekitar 6 kilometer dari CBD, Ashfield merupakan kawasan barat Sydney yang sedang berkembang dan sangat populer bagi kalangan profesional muda dan keluarga.


Ashfield berbatasan dengan pinggiran kota yang eklektik dengan keindahan lingkungan budaya, seperti Summer Hill, Haberfield, dan Leichardt. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya