Sumber :
- REUTERS/Michael Dalder/Files
VIVA.co.id
- Harga emas acuan dunia berakhir melemah ke level terendah dalam enam pekan pada pembukaan perdagangan Senin 4 Mei 2015 di Bursa New York, Amerika Serikat.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Mau Jual Emas? Harganya Naik Hari Ini
Baca Juga :
Harga Emas Stabil di Tengah Pelemahan Dolar
Seperti dikutip dari kantor berita Reuters, Senin 4 Mei 2015, penurunan harga emas tersebut dipicu menguatnya nilai tukar dolar Amerika Serikat, menyusul adanya tanda-tanda stabilitas ekonomi AS.
Di sisi lain, perbaikan ekonomi itu menyebabkan kekhawatiran investor akan Federal Reserve segera menaikkan suku bunganya semakin bertambah. Harga emas di pasar spot turun ke level US$1.178,50 per ons, atau level terendah dalam enam pekan terakhir.
Dua petinggi bank sentral AS pada Jumat akhir pekan lalu menyampaikan bahwa The Fed bisa menaikkan suku bunganya segera setelah Juni, selama didukung oleh positifnya data ekonomi. Padahal, pasar mengharapkan Federal Reserve baru akan menaikkan suku bunganya pada akhir tahun ini.
Pasar Domestik
Di dalam negeri, Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia PT Antam Tbk melaporkan harga batangan pada transaksi hari ini bergerak turun.
Harga emas batangan Antam dijual Rp545 ribu untuk ukuran satu gram, atau turun Rp6.000 dibandingkan level Rp551 ribu pada perdagangan Kamis 30 April 2015.
Emas ukuran lima gram dilepas dengan harga Rp2.580.000, ukuran 10 gram Rp5.110.000, ukuran 25 gram Rp12.700.000, ukuran 50 gram Rp25.350.000, dan ukuran 100 gram dijual Rp50.650.000.
Harga emas ukuran 250 gram dipatok pada level Rp126.500.000. Sedangkan untuk ukuran 500 gram mencapai Rp252.800.000.
Ada pun harga beli kembali (buyback) emas Antam hari ini dipatok pada level Rp485 ribu, atau turun Rp5.000 dibandingkan perdagangan Kamis pekan lalu. (asp)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Dua petinggi bank sentral AS pada Jumat akhir pekan lalu menyampaikan bahwa The Fed bisa menaikkan suku bunganya segera setelah Juni, selama didukung oleh positifnya data ekonomi. Padahal, pasar mengharapkan Federal Reserve baru akan menaikkan suku bunganya pada akhir tahun ini.
