VIVAnews - Langkah pasangan calon presiden Megawati Soekarnoputri - Prabowo Subianto untuk menjadwalkan kembali utang luar negeri benar-benar program serius bagi pasangan yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Gerakan Indonesia Raya.
Jika selama ini retorika, Megawati-Prabowo kali ini memasukkan program itu dalam iklan mereka berdua yang dimuat salah satu koran nasional terbitan Jakarta, akhir pekan lalu.
Dalam iklannya, Prabowo yang mengaku telah diberi mandat menggawangi bidang ekonomi oleh Megawati, menyatakan akan mengalihkan dana alokasi pembayaran utang luar negeri untuk membiayai program pendidikan, kesehatan, pangan, dan energi yang murah serta ramah lingkungan.
Data 31 Agustus 2008, total utang luar negeri pemerintah mencapai US$ 63,17 miliar. Sebanyak US$ 43,37 miliar di antaranya merupakan pinjaman kepada Paris Club.
Rincian utang itu adalah utang ke Australia senilai US$ 911 juta, Austria US$ 1,793 miliar, Belgia US$ 319 juta, Kanada US$ 388 juta, Denmark US$ 86 juta, dan Finlandia US$ 16 juta.
Sedangkan utang ke Prancis mencapai US$ 2,756 miliar, Jerman US$ 3,952 miliar, Italia US$ 125 juta, Jepang US$ 25,527 miliar, Belanda US$ 2,229 miliar, Norwegia US$ 104 juta, Spanyol US$ 553 juta, dan Swedia US$ 39 juta. Utang ke Swiss mencapai US$ 400 juta, Inggris US$ 1,563 miliar, dan Amerika Serikat sebesar US$ 2,608 miliar.
Selain menjadwalkan kembali utang negara, Prabowo juga akan menyelamatkan kekayaan negara dengan melakukan negosiasi ulang kontrak-kontrak di bidang energi dan pertambangan yang merugikan kepentingan nasional.
Dari program ini, salah satunya kontrak gas yang bermasalah adalah kontrak di Lapangan Tangguh, Papua. Gas dari lapagan inii dijual ke China dengan harga US$ 2,4 per MMBTU. Harga itu sesuai kesepakatan dalam kontrak yang ditandatangani pada 2002, saat Megawati menjabat presiden.
Sebagai perbandingan, pemerintah menjual ke Jepang untuk perpanjangan kontrak dengan harga US$ 16 per MMBTU dari kilang Bontang, Kalimantan Timur. Formula harga disepakati dengan pembelian di tempat.
Kemudian, harga itu dinegosiasikan kembali pada 2006, dan diperoleh harga US$ 3,8 per MMBTU. Tak heran jika Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan negara dirugikan hingga US$ 75 miliar selama 25 tahun dari kontrak itu.
VIVA.co.id
26 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Harga emas internasional melemah pada perdagangan Jumat, 26 April 2024 dan bersiap untuk penurunan mingguannya.
Indeks harga saham gabungan atau IHSG melemah 6 poin atau 0,09 persen ke level 7.148 pada pembukaan perdagangan Jumat, 26 April 2024.
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berhasil meraih penghargaan sebagai Perusahaan Wajib Pajak yang memberikan kontribusi terbesar ke negara tahun 2023.
Realisasi APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) per 1 April 2024, telah mencapai Rp 4,3 triliun atau 10,9 persen dari pagu.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, kinerja APBN sampai dengan Maret 2024 tetap sesuai dan berada dalam track-nya.
Selengkapnya
Partner
Sebanyak 105 dari 130 calon polisi dengan kategori Tamtama dan Bintara di Situbondo, telah dinyatakan lulus hasil pemeriksaan administrasi (rikmin).
Pemberitahuan
Juragan Tabung Gas di Cinere Depok Tewas Usai Terjebak Kebakaran, Begini Kronologinya
Siap
18 menit lalu
Seorang pria lanjut usia (lansia) dilaporkan tewas dalam insiden kebakaran yang terjadi di toko agen tabung gas, di kawasan Gang Melati, Kelurahan Gandul, Cinere, Depok
Bocoran Spesifikasi Nothing Phone (3), Rival Poco F6 yang Patut Diperhitungkan?
Gadget
20 menit lalu
Nothing Phone (3) dirumorkan hadir sebagai pesaing kuat Poco F6. Simak bocoran spesifikasi detail dan fitur menarik yang mungkin diunggulkannya! Ini detail harganya.
Tingkatkan Keamanan, Lapas Siborongborong Kolaborasi Bersama Polres Taput Cek Pemeliharaan Senpi
Medan
22 menit lalu
Lapas Siborongborong dan Polres Taput merupakan rangkaian dari Criminal Justice System (CJS) yang harus bersinergi bersama dalam memberikan pelayanan kepada masyatakat.
Selengkapnya
Isu Terkini