Pertumbuhan Properti di Bali Melambat

Bedugul, Denpasar, Bali
Sumber :
VIVA.co.id
Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
- Memasuki tahun 2015, perekonomian nasional tumbuh melambat pada triwulan I, yakni 4,71 persen. Ini lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2014, yang tumbuh 5,01 persen.

IHSG Diproyeksi Naik, Ini Pendorongnya

Kondisi ini pun sejalan dengan perekonomian Bali, yang tercatat mencapai 6,20 persen, melambat dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 6,55 persen.
Lebih Oke Mana, Ekonomi RI atau Brasil?


"Dari sisi penawaran, perlambatan pertumbuhan ekonomi Bali ini, seiring dengan masih lemahnya pertumbuhan kategori lapangan usaha pertanian, industri pengolahan, serta konstruksi," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Dewi Setyowati, Rabu 13 Mei 2015.


Hal itu, antara lain karena alih fungsi lahan pertanian, kategori lapangan usaha pertanian masih menghadapi masalah anomali cuaca, irigasi, dan serangan hama.


Selain itu, sektor industri dihadapkan pada kenaikan biaya produksi dan kelesuan pasar, sama halnya dengan lapangan usaha konstruksi.


Beruntung, pertumbuhan kategori lapangan usaha penyediaan akomodasi makan minum yang merupakan kategori lapangan usaha utama Provinsi Bali masih mampu tumbuh stabil dan menahan perlambatan yang lebih dalam.


Menurutnya, pelambatan pertumbuhan perekonomian Bali juga tercermin dari sektor properti di provinsi yang juga mengalami pelambatan di sisi pertumbuhan harga properti residensial.


"Hasil survei harga properti residensial di Provinsi Bali triwulan I-2015, mengindikasikan adanya perlambatan pertumbuhan harga properti residensial di pasar primer," papar Dewi.


Indeks harga properti residensial Provinsi Bali pada triwulan I-2015 sebesar 181,07. Meskipun naik 0,27 persen, namun peningkatannya lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 1,27 persen.


"Beberapa faktor penyebab kenaikan pertumbuhan harga properti residensial primer pada periode triwulan I-2015, adalah kenaikan harga bahan bakar minyak, kenaikan bahan bangunan dan upah pekerja," katanya.


Sementara itu, secara tahunan pertumbuhan harga properti residensial primer pada triwulan berjalan juga menunjukkan perlambatan, yaitu dari 3,78 persen pada periode triwulan IV-2014, turun menjadi 3,12 persen pada periode triwulan I-2015.


"Bila dilihat berdasarkan tipe rumah, pelambatan kenaikan harga hampir terjadi pada semua jenis tipe rumah, kecuali untuk tipe rumah besar yang tetap tumbuh tinggi sebesar 4,69 persen," katanya.


Ia memprediksi, perkembangan harga properti residensial akan mulai tumbuh lebih tinggi pada triwulan II-2015, dengan perkiraan sebesar 1,18 persen. "Kondisi ini menunjukkan bahwa perkembangan properti akan mulai membaik pada triwulan II," jelas Dewi. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya