Harga Rumah Naik Awal Tahun, Penjualan Anjlok

Sumber :
  • Istimewa
VIVA.co.id
Pelonggaran Uang Muka Beli Properti Dinilai Setengah Hati
- Penjualan rumah pada awal 2015 mengalami perlambatan. Hal tersebut tercermin dari Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2015 yang melambat baik secara triwulanan maupun secara tahunan. Masing-masing sebesar 1,44 persen secara triwulanan dan 6,27 persen dibanding dengan periode yang sama tahun lalu. 
  
Metland Menteng Pasarkan Rumah Tipe Baru
Laporan Survei Harga Properti Residensial (SHPR) yang dirilis Bank Indonesia (BI), Rabu, 13 Mei 2015 menjabarkan, kenaikan harga bahan bangunan, upah pekerja dan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi saat ini menjadi faktor penyebab kenaikan harga rumah awal tahun ini.

Pengembang Malaysia Garap Properti di Maja Rp11,29 Triliun
Berdasarkan tipe rumah, kenaikan harga terjadi pada semua tipe. Kecuali, tipe rumah kecil yang mengalami kenaikan harga lebih tinggi sebesar 1,98 persen dari triwulan sebelumnya. Berdasarkan wilayah, Bandar Lampung mengalami kenaikan harga terendah yaitu 0,26 persen terutama untuk rumah tipe besar.

Pertumbuhan penjualan properti residensial pada triwulan I 2015 melambat sebesar 26,62 persen ketimbang triwulan sebelumnya. Perlambatan penjualan terutama terjadi pada rumah tipe menengah.

Penyaluran Kredit Perumahan Rakyat (KPR) pada periode yang sama juga terimbas pelemahan tersebut. Kinerja KPR turun sebesar 0,12 persen ketimbang triwulan sebelumnya. Meski demikian, KPR masih menjadi sumber pembiayaan dominan bagi konsumen dalam pembelian properti residensial. 

Meskipun bunga KPR yang ditawarkan ada di kisaran 9-12 persen. dari sisi developer, dana internal perusahaa yang berasal dari modal yang disetor masih menjadi sumber utama pembiayaan pembangunan properti residensial.

Sebagai informasi, SHPR merupakan survei triwulanan yang dilakukan BI terhadap sampel pengembang di 16 kota. Antara lain, Jabodetabek, Banten, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Manado, Makasar, Denpasar, Pontianak, Banjarmasin, Palembang, Padang dan Medan. 

Jumlah responden mencakup 50 pengembang utama di wilayah Jabodetabek dan Banten, serta sekitar 441 pengembang di 15 kantor perwakilan wilayah dalam negeri BI. Pengumpulan data dilakukan secara langsung mencakup data harga jual rumah, jumlah unit rumah yang dibangun dan dijual pada triwulan yang bersangkutan. 

(mus)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya