VIVA.co.id - Indonesia Branding Forum (IBF) mendeklarasikan kebangkitan merek Indonesi,a guna meningkatkan daya saing merek nasional di pasar global.
Acara IBF 2015 bertajuk Kebangkitan Merek Indonesia ini diselenggarakan bertepatan dengan peringatan Kebangkitan Nasional, Rabu 20 Mei 2015.
Acara ini turut dihadiri beberapa petinggi dari berbagai perusahaan ternama seperti, Irwan Hidayat (CEO Sido Muncul), Bryan Tilaar (CEO dari Martha Tilaar), Moch Najikh (CEO Kelola Mina Laut), Amat Pria Dharma (CEO Semen Indonesia), serta pengamat branding, Yuswohady.
IBF mendeklarasikan lima poin penting Kebangkitan Merek Indonesia.
Pertama, pemerintah harus hadir mengembangkan merek nasional di tengah dominasi merek asing.
"Persaingan antara merek global dengan merek lokal di arena pasar MEA (masyarakat ekonomi ASEAN) itu, seperti petinju kelas berat melawan petinju kelas bulu. Tidak berimbang," ujar Yuswohady, yang berperan sebagai penggagas IBF saat Press Conference di Ballroom Balai Kartini, Rabu 20 Mei 2015.
Kedua, harus adanya nasionalisme konsumen.
Menurut Yuswohady, apabila 250 juta rakyat Indonesia dari sabang sampai Merauke menggunakan merek lokal, maka akan membangun perusahaan nasional dan merek ciptaan anak negeri.
Ia mencontohkan bahwa rakyat Korea berhasil membangun industrinya dengan lebih memilih mobil Hyundai dibanding Toyota yang berasal dari Jepang.
Ketiga, menciptakan nilai tambah.
"Kita bangsa Indonesia tidak boleh puas hanya menjadi bangsa komoditas, yang cuma menjual bahan mentah. Tetapi, piawai menciptakan merek berdaya saing global sekelas Apple, atau Toyota," ujar Yuswohady.
Keempat, Indonesia harus mengembangkan pendekatan Indonesia Incorporated.
"Harus ada pergerakan antara BUMN dan Swasta untuk bersinergi, agar dapat bersaing dengan merek global," ujarnya.
Kelima, menciptakan kemerdekaan merek Indonesia.
"Untuk menjadi negara besar, Indonesia harus menjadi tuan rumah di negerinya sendiri melalui merek lokal yang kokoh. Karena itu, membangun merek di pasar domestik maupun global merupakan agenda besar yang harus diwujudkan oleh anak negeri," kata Yuswohady.
Laporan: Chandra G Asmara (asp)