Ini Solusi Baru Menperin Merangsang Industri yang Loyo

Menteri Perindustrian Saleh Husin (tengah baju putih)
Sumber :
  • VIVA/Ali Azumar (Riau)

VIVA.co.id - Industri tanah air saat ini memang lesu. Namun, pemerintah terus berupaya mendorong industri tersebut agar tetap berkembang dan maju. Salah satu upaya pemerintah mengatasi masalah ini adalah dengan memberi rangsangan kepada industri.

Pengamat: Proyek Infrastruktur Jangan Disetop

"Pemerintah akan memberikan rangsangan kepada industri. Salah satu rangsangan itu dalam bentuk memberikan insentif fiskal dan tax holiday, termasuk juga insentif non fiskal, seperti kemudahan dalam perizinan," ujar Menteri Perindustrian Saleh Husin usai meresmikan Ground Breaking Paper Machine 3 Grup APRIL di kabupaten Pelalawan, Riau, Jumat 22 Mei 2015.

Saleh mendukung upaya pengembangan yang dilakukan APRIL, karena dengan adanya Ground Breaking Paper Machine 3 tersebut, produksi perusahaan jadi meningkat.

Saleh Husin: Reshuffle Jadi Titik Balik Perbaikan Ekonomi

Karena itu, ia menantang pihak APRIL meningkatkan nilai ekspor perusahaan. "Kalau sekarang nilai ekspornya Rp25 triliun per tahun, kita tantang agar ke depan bisa mencapai Rp40 triliun per tahun," ujarnya.

Agar industri tanah air terus berkembang dan maju, pemerintah tak saja merangsang dengan insentif fiskal, namun juga membantu membangun infrastruktur menuju ke kawasan industri itu.

Menperin Desak Calya-Sigra 100 Persen Indonesia

"Itu yang tentu akan dilakukan pemerintah," kata dia.

Saleh menambahkan, selaku Menteri Perindustrian, ia juga berharap agar jangan sampai industri di Indonesia kekurangan salah satu bahan bakunya, misalnya garam. Garam merupakan salah satu bahan baku yang dipakai banyak industri. Garam industri adalah garam yang mempunyai kandungan NaCL 97,4 ke atas.

"Kita impor garam industri, karena di Indonesia belum bisa produksinya. Ini karena faktor alam. Tidak seluruh laut Indonesia yang bisa memproduksi garam untuk industri. Yang bisa hanya garam untuk konsumsi dengan NaCL 97 ke bawah," paparnya.

Lebih lanjut Saleh menambahkan, garam dipakai oleh banyak industri, di antaranya pulp and paper, kaca, farmasi dan pengeboran lepas pantai.

"Kebutuhan garam industri di Indonesia cukup banyak, sekitar dua juta ton per tahun," lanjut Saleh. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya