Sumber :
- ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
VIVA.co.id
- Bank Indonesia (BI) mencatat surplus sebesar Rp41,23 triliun pada laporan keuangan 2014. Surplus ini meningkat dibandingkan 2013 yang mencapai Rp37,4 triliun.
Direktur Eksekutif Departemen Keuangan Intern Bank Indonesia, Mubarokah, mengatakan, total surplus sebesar Rp41,23 triliun itu merupakan surplus sebelum pajak sebesar Rp55,09 triliun dikurangi pajak Rp13,86 triliun.
Baca Juga :
BI Tak Akan Perlonggar Uang Muka Kredit Motor
Baca Juga :
Harapan BI dari Penerapan 7 Days Repo Rate
Direktur Eksekutif Departemen Keuangan Intern Bank Indonesia, Mubarokah, mengatakan, total surplus sebesar Rp41,23 triliun itu merupakan surplus sebelum pajak sebesar Rp55,09 triliun dikurangi pajak Rp13,86 triliun.
Baca Juga :
Aliran Dana Asing ke RI Tembus Rp130 Triliun
Dia pun memerinci laporan keuangan tersebut. Total penghasilan dari pelaksanaan kebijakan moneter sebesar Rp89,08 triliun dan jumlahnya meningkat dibanding 2013 yang sebesar Rp68,54 triliun.
Penghasilan dari pengelolaan sistem pembayarannya sebesar Rp355,19 miliar. Sementara itu, penghasilan dari pengaturan makroprudensial pada 2014 sebesar Rp119 juta, turun dibanding 2013 yang mencapai Rp115,43 miliar.
Pendapatan dari penyediaan pendanaan sebesar Rp257,03 miliar dan pendapatan lainnya Rp3,39 triliun. "Total pendapatan BI sebesar Rp91,3 triliun pada 2014," kata Mubarokah, di Bank Indonesia.
BI pun menanggung beban pelaksanaan kebijakan moneter sebesar Rp23,2 triliun, layanan sistem pembayaran Rp2,92 triliun, serta kebijakan dan pengawasan makroprudensial Rp77,85 miliar.
Ada juga beban remunerasi kepada pemerintah sebesar Rp3,51 triliun dan beban umum Rp8,22 triliun. "Total bebannya pada 2014 sebesar Rp38 triliun," kata dia.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Dia pun memerinci laporan keuangan tersebut. Total penghasilan dari pelaksanaan kebijakan moneter sebesar Rp89,08 triliun dan jumlahnya meningkat dibanding 2013 yang sebesar Rp68,54 triliun.